Tangkisan nyaris serupa juga diberikan Hilman buat hujatan yang menganggap bahasa Lupus terlalu bahasa sehari-hari.
Nggak mengikuti kaidah berbahasa Indonesia yang telah ditentukan. Berkisar mengenai Lupus, tentu saja timbul pertanyaan yang meminta kejelasan mengapa Lupus suka permen karet.
Jawab Hilman santai, "Kalau saya buat Lupus suka ngemut karet sendal jepit. itu nggak logis."
Tapi yang terpenting dari upaya Hilman menulis Lupus suka permen karet.
Sebenarnya ia ingin mengajak pelajar untuk nggak merokok.
Begitulah Lupus. Banyak hal tentangnya mungkin nyentrik atau malah aneh, tetapi selalu membekas di benak pembaca setianya.
Makanya nggak heran ketika Lupus diadaptasi ke film atau sinetron malah kurang meriah. Karena imajinasi masing-masing pembaca soal Lupus dan karakternya terasa luntur.