Follow Us

Gajinya Dipotong Rp7.000 karena Telat Semenit, Masinis Jepang Ini Tuntut Ganti Rugi Rp 275 Juta kepada Perusahaannya

Hanif Pandu Setiawan - Sabtu, 13 November 2021 | 10:10
Ilustrasi kereta di Jepang.
Wikimedia

Ilustrasi kereta di Jepang.

HAI-Online.com – Seorang masinis kereta api di Jepang menggugat perusahaan tempat ia bekerja karena memotong gajinya 56 yen (Rp7.000). Pemotongan ini dilakukan menyusul kesalahannya membuat kereta tertunda satu menit.

Melansir laporan surat kabar setempat, Yomiuri Shimbun pada Kamis (11/11/2021), masinis tersebut menggugat perusahaan West Japan Railway (JR West) awal tahun ini karena kesalahan yang ia lakukan pada Juni 2020.

Karena penderitaan mental yang ia dapatkan atas hukuman itu, ia pun menuntut ganti rugi 2,2 juta yen atau setara Rp275,65 juta kepada perusahannya.

Kesalahan bermula saat masinis tersebut dijadwalkan memindahkan kereta kosong ke depo di stasiun Okayama di Jepang barat, tetapi menuju ke peron yang salah.

Baca Juga: Penampakan Cowok Jepang Berkostum Joker yang Menusuk 17 Penumpang Kereta Tokyo

Kesalahan itu membuat pergantian masinis tertunda, dan berarti jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta molor satu menit lebih lambat dari jadwal.

JR West berpendapat, mereka layak memotong gaji pengemudi karena nggak ada tenaga kerja yang beroperasi saat kesalahan terjadi.

Juru bicara JR West mengonfirmasi gugatan itu kepada AFP pada Kamis, tetapi menolak berkomentar karena gugatan itu tertunda. JR West sendiri dikatakannya menerapkan aturan "nggak bekerja, nggak dibayar" dalam menghukum masinis.

"Alasan mengapa ini menjadi gugatan adalah perbedaan cara menafsirkan (penyebab penundaan)", jelasnya.

Baca Juga: Pokemon dan W. Essentiels Kolaborasi, Rilis Hoodie Hingga Totebag Berdesain Kece

Masinis pria yang nggak disebutkan namanya itu berargumen, penundaannya adalah kesalahan kecil manusia dan dia seharusnya nggak dianggap absen dari pekerjaan.

Sistem kereta api Jepang sendiri dikenal karena efisiensi dan ketepatan waktunya yang luar biasa, yang kerap dijadikan contoh berbagai negara di seluruh dunia.

Bahkan pada tahun 2017 silam, salah satu operator kereta api lokal jadi viral di media setelah meminta maaf akibat keberangkatan kereta 20 detik lebih awal. (*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest