Insiden penusukan di kereta Tokyoini membuat orang-orang berebut untuk melarikan diri dan melompat dari jendela.
Menurut saksi mata, penyerang mengenakan pakaian cerah, kemeja hijau, jas biru, dan mantel ungu, seperti Joker dalam komik Batman atau seseorang yang pergi ke acara Halloween.
Baca Juga: Jujur itu Indah, Cleaning Service Bandara Soeta Balikin Cek Rp 35 Miliar yang Ditemukannya
Pejabat polisi Tokyo mengatakan, serangan itu terjadi di dalam kereta Keio dekat stasiun Kokuryo.
Melansir Kompas.com, polisi setempat dan sejumlah saksi seperti dikutipAPmencatat setidaknya ada 17 korban penusukan pelaku 'Joker Tokyo'.
Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo juga menjrkaskan lebih detail kondisi ke-17 penumpang yang menjadu korban penusukan itu mengalami luka-luka, termasuk tiga diantaranya menderita luka serius.
Penyerang, yang diidentifikasi sebagai pria berusia 24 tahun telah ditangkap di tempat dan sedang diselidiki atas dugaan percobaan pembunuhan, kataNHK.
Sampai sedang penyelidikan, motif dari Joker Tokyo ini belum diketahui. Namun dari kutipan Nippon TV, tersangka mengatakan kepada polisi bahwa dia ingin membunuh dan mendapatkan hukuman mati.
Dia menggunakan kasus penusukan penumpang kereta api dan pembakaran sebagai contoh nyata aksi beringasnya.
Dari tayangan televisi setempat menunjukkan sejumlah petugas pemadam kebakaran, polisi, dan paramedis menyelamatkan para penumpang. Banyak di antaranya melarikan diri melalui jendela kereta.
Dalam satu video, penumpang berlari dari gerbong lain, di mana api menyembur.
NHKmengatakan, setelah menikam penumpang, tersangka menuangkan cairan menyerupai minyak dari botol plastik dan menyulut api yang membakar sebagian kursi.
Shunsuke Kimura, yang merekam video tersebut, mengatakan kepadaNHKbahwa dia melihat penumpang berlari dengan putus asa.
Baca Juga: 7 Buku Horror Baru yang Bikin Merinding Dibaca Pas Halloween Pekan Ini
Ketika dia mencoba mencari tahu apa yang terjadi, dia mendengar suara ledakan dan melihat asap mengepul. Dia juga melompat dari jendela, tetapi jatuh di peron dan bahunya terluka.
"Pintu kereta ditutup dan kami tidak tahu apa yang terjadi, dan kami melompat dari jendela," kata Kimura. “Itu mengerikan.” (*)