Follow Us

Ramai Persoalan IPK 1,77 di Twitter, Begini Klarifikasi Pemilik Akun

Ferry Budi Saputra - Rabu, 03 Maret 2021 | 12:57
Capture dari tweet netizen yang ngerepost tulisan dari seseorang yang mengaku punya IPK 1.77 namun punya pekerjaan yang mumpuni.
twitter

Capture dari tweet netizen yang ngerepost tulisan dari seseorang yang mengaku punya IPK 1.77 namun punya pekerjaan yang mumpuni.

HAI-Online.com - Beberapa waktu lalu ramai di media sosial Twitter, seorang netizen memposting pengalamannya saat memiliki IPK 1,77 lalu menduduki posisi kerja yang menjanjikan ketimbang temannya yang punya IPK 3,87 namun masih menganggur, Kamis (25/3/2021).

Baca Juga: Iseng Nawarin Ikan Cupang Ke Susi Pudjiastuti, Ternyata Langsung Dibales!

Sontak postingan akun @PistachioBlosom tersebut menjadi viral dan mengundang banyak komentar dari netizen.

Nggak sedikit yang mengkritik hingga meragukan kebenaran akun yang memposting hal tersebut dikarenakan dengan ipk yang segitu sudah memiliki begitu banyak posisi kerja yang menjanjikan.

Bahkan, pada kolom komentar ada netizen yang menemukan LinkedIn milik akun tersebut.

Pada postingannya akun tersebut mengatakan, "Intinya jangan biasakan mulut lo biasa bicara sembarangan. Ipk itu bukan patokan atas keberhasilan seseorang. Boleh bangga-banggain tapi jangan jadi senjata merendahkan diri orang lain," tulisnya.

Pemilik akun dengan nama Fadli kemudian memberikan klarifikasi terkait IPK 1,77 melalui video di Youtube.

Ia mengakui jika kata yang ia tweet memiliki makna multitafsir sehingga membuat gaduh media sosial. Ia mengaku hanya niat curhat biasa tanpa ada maksud apapun.

"Saya akui saya salah karena tidak ada keterangan itu (IPS) di dalam tweet saya. Saya juga minta maaf karena penulisan tersebut kalian mengira saya lulus hanya dengan IPK 1,77 sehingga banyak yang meragukan hal tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Sebut Netizen +62 Paling Jongkok Kesopanannya, Pengamat Medsos Komentari Kevalidan Survei Microsoft

Ia menambahkan, "Terkait headoffice yang saya tuliskan itu merupakan penempatan kerja. Banyak yang berasumsi itu adalah sebuah jabatan seperti kepala bagian, dan di tweet saya menggunakan kata "di" bukan kata "sebagai", padahal arti sebenarnya dari head office adalah kantor pusat.

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest