HAI-ONLINE.COM - Buat lo yang nanya Padi Reborn lagi ngapain, mereka belakangan semakin aktif menghasilkan karya musik yang ditujukan untuk kepentingan non komersil. Kalo pada Oktober tahun lalu bersama Satgas Penanganan Covid-19 merilis lagu “Ingat Pesan Ibu”, Padi Reborn kini kembali terlibat dalam sebuah produksi musik kolaboratif. Fadly cs digandeng oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) untuk menggarap dan menyanyikan lagu berjudul “Kagama Bhakti”.FYI, Kagama merupakan wadah Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mendharma-baktikan tenaga dan pikirannya kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Lewat kolaborasi ini, Padi Reborn diharapkan dapat membantu mempopulerkan nilai-nilai positif yang banyak terkandung dalam lirik lagu “Kagama Bhakti” kepada publik.Lagu “Kagama Bhakti” yang dibawakan kembali oleh Padi Reborn sebelumnya diciptakan dan diaransemen oleh Dika Sri Hapsari, Alumni Fakultas Pertanian UGM. Lagu berdurasi sekitar 3 menit ini berisi lirik-lirik yang menggambarkan keelokan alam dan budaya Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Liriknya juga menegaskan komitmen seluruh alumni UGM untuk bersatu dan berkontribusi untuk Tanah Air Indonesia.Fadly vokalis Padi Reborn mengungkapkan rasa bangganya telah didapuk untuk menyanyikan lagu “Kagama Bhakti”. Ia merasa sebuah kehormatan untuk menyanyikan lagu yang jadi pedoman dan semboyan para alumni UGM dalam upaya menjaga dan memajukan Indonesia. Menurut Fadly lagu tersebut memiliki daya magis yang kuat, dengan notasi musik yang harmonis serta bait lirik yang merefleksikan kecintaan terhadap alam dan budaya Indonesia.
Baca Juga: Travis Barker: Album Baru Blink-182 Ada Lagu Punk dengan Gaya Reggae
“Merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi Padi Reborn diperkenankan untuk membawakan ulang lagu yang sangat bagus ini. Dengan notasi dan liriknya, lagu ini seakan bisa membius pendengar untuk terhanyut dalam keindahan Indonesia. Kami mencoba memberikan sedikit sentuhan musik khas Padi Reborn untuk memperkuat pesan-pesannya,” tutur Fadly.
Hal senada diungkapkan gitaris Satriyo Yudi Wahono atau Piyu. Ia menceritakan keterkejutannya ketika awalnya diminta untuk menggarap lagu “Kagama Bhakti”. Terlebih nggak ada satupun personil Padi Reborn yang merupakan alumni kampus yang berbasis di Yogyakarta itu.“Tentu awalnya kaget ketika kami yang diminta untuk membawakan lagu Kagama Bhakti. Namun setelah pembicaraan dengan pengurus-pengurus Kagama kami justru tersadarkan kolaborasi ini jadi simbol bahwa Kagama ini organisasi yang inklusif dan terbuka bagi siapapun untuk bekerjasama, sepanjang tujuannya berkontribusi positif bagi bangsa,” terang Piyu.Sementara penabuh drum Surendro Prasetyo memuji Kagama sebagai sebuah jejaring alumni yang mempunyai keterikatan kuat untuk saling bekerjasama demi kemajuan bangsa. Ia berharap kontribusi yang diberikan Padi Reborn melalui lagu “Kagama Bhakti” bisa memberikan manfaat bagi pengurus dan anggota Kagama serta masyarakat luas.“Sebagai sebuah karya musik, lagu Kagama Bhakti ini punya nilai-nilai yang sangat universal. Kami yang bukan alumni UGM pun bisa merasakan nuansa ke-Indonesia-an yang sangat kuat dalam lagu ini. Semoga keterlibatan Padi Reborn bisa membantu agar lagu ini semakin dikenal luas dan menginspirasi banyak orang untuk semakin mencintai dan menjaga Indonesia,” ujar pria yang karib disapa Yoyo.
Para personel Padi Reborn kemudian beranjangsana dan menyerahkan karya musik lagu “Kagama Bhakti” kepada Ketua Umum Kagama Ganjar Pranowo di Semarang, Senin 22 Februari 2021. Sosok yang tak lain adalah Gubernur Jawa Tengah tersebut mengapresiasi Padi Reborn sebagai musisi yang punya kepedulian tinggi dan berkontribusi positif untuk masyarakat.“Mewakili Kagama, saya menyampaikan terima kasih kepada Padi Reborn yang sudah berkenan menyanyikan dan memproduksi ulang lagu Kagama Bhakti. Lagu ini punya nilai-nilai yang sangat bagus sekali. Lewat musikalitas dari Mas Fadly, Mas Piyu, Mas Rindra, Mas Ari, dan Mas Yoyo, lagu ini semakin luar biasa. Semoga bisa jadi inspirasi bagi banyak orang, nggak hanya sebatas bagi alumni UGM saja,” tutur Ganjar Pranowo.