Lalu apa sih alasan di balik penggunaan pita berwarna merah tersebut?
Baca Juga: The Adams x Pita Kuning Bikin Aksi Nyata Dukung Pejuang Kanker
Jadi, pada 1988, sebuah kelompok bernama Visual AIDS didirikan oleh para profesional seni sebagai respons terhadap pengaruh AIDS pada komunitas seni sekaligus cara untuk mengajak para pelaku dan penikmat seni untuk berkontribusi memerangi AIDS.
Nah, tiga tahun kemudian di 1991, para seniman Visual AIDS bersama-sama merancang simbol visual sebagai wujud belas kasih bagi orang-orang dengan HIV dan orang-orang yang merawat mereka.
Pita itu ternyata terinspirasi dari pita kuning untuk menghormati para tentara Amerika yang bertugas dalam perang Teluk.
Para seniman jugamemutuskan bahwa lingkaran elegan dari bentuk pita itu mudah dibuat dan ditiru banyak orang.
Untuk pilihan warnanya, nampaknya para seniman asal New York bersepakat untuk tidak menggunakan warna pita serupa yang sudah dipakai, seperi pita kuning atau garis merah muda untuk menghindari warna tradisional yang terkait dengan komunitas gay.
Mereka pun memilih warna merah, karena menurutnyaHIV itu relevan bagi semua orang. Merah juga diasosiasikan dengan keberanian, dan simbolnya dekat dengan gairah, hati, dan cinta.
Warna merah sendiri juga dianggap berhubungan dengan darah dan gagasan dari sebuah gairah (passion).
"Tidak hanya dalam hal kemarahan tetapi juga cinta," demikian diungkapkan oleh pendiri Red Ribbon Porject (Proyek Pita Merah), seperti dilansir situs UNAIDS.