Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

7 Penyebab Kucing Berperilaku Agresif, Ketakutan Jadi Salah Satunya

Dok Grid - Senin, 22 April 2024 | 10:03
ilustrasi kucing
Shutterstock

ilustrasi kucing

Jika kamu melihat dua kucing berkelahi, jangan campur tangan secara fisik karena hampir pasti kamu akan menjadi sasaran agresi kucing.bi

4. Frustrasi

“Agresi salah sasaran” adalah sebutan untuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh kucing karena nggak bisa menjangkau objek nafsu predatornya.

Misalnya, kucing yang tinggal di dalam ruangan melihat kucing lain berjalan melewati atau menandai wilayah di wilayah miliknya, mungkin akan menjadi sangat reaktif.

Pada saat itu, siapa pun yang sedang sial dan berada di dekatnya, apakah itu kucing lain, anjing, atau manusia, mungkin akan menerima reakai agresi kucing tersebut.

5. Stres

Jika kucing tinggal di lingkungan yang sangat membuatnya stres, seperti di rumah orang-orang yang suka berkelahi atau rumah dengan terlalu banyak kucing, sangat mungkin kucing tersebut merespons secara agresif.Ini sama halnya seperti anak-anak yang tinggal di rumah dengan mendengar atau menyaksikan banyak kekerasan verbal dan fisik, atau adanya kemarahan yang tidak terucapkan, kucing sering kali memerankan dinamika keluarga tersebut dan memunculkan sikap agresifnya.

6. Respons Trauma

Kucing juga bisa menderita stres pascatrauma. Otak mereka terhubung dengan cara yang sama dengan manusia.

Efek kecemasan kronis akibat kekerasan manusia di masa lalu atau perjuangan untuk bertahan hidup di jalanan dapat membuat kucing menjadi agresif. Untuk mengatasi masalah ini, pengobatan singkat anti-kecemasan yang diresepkan oleh dokter hewan, pengobatan homeopati atau essence bunga dapat membantu membuat kucing lebih minim reaktif jika menghadapi pemicunya.

7. Ketidakseimbangan Kimia

Sejauh ini, inilah alasan paling langka bagi kucing untuk menjadi agresif. Tetapi, sama seperti manusia, beberapa kucing memiliki ketidakseimbangan biokimia yang memengaruhi perilakunya.

Untuk kucing-kucing yang mengalaminya, antidepresan atau obat anticemas bisa menjadi penyelamat.

Apapun penyebab agresivitasnya, hampir selalu ada tanda peringatan dan penyebabnya. Jika memahami bahasa tubuh kucing, kamu akan dapat melihat bahwa dia merasa terganggu dengan keadaan sebelum situasinya semakin meningkat ke titik krisis.

Jika kamu memiliki kucing yang sangat reaktif dan ingin membantunya, ketahuilah bahwa itu akan membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, beberapa orang yang pernah membantu kucing yang trauma mengatakan bahwa pengorbanan itu memberikan hasil yang sepadan dengan usahanya.

Source :Kompas.com

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x