HAI-ONLINE.COM - Ternyata invasi budaya Korea di Indonesia nggak cuma keliatan di anak-anak muda perkotaan aja, melainkan juga di desa di pulau.
Hal ini HAI temui saat sedang mengunjungi Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, bersama tim Kemendikbud beberapa tahun lalu.
“Loh, Pak, itu SD khusus orang Korea? Kok plangnya ditulis dengan huruf Korea?” tanya HAI kepada pak Mustakim, Kepala Bidang di Dinas Pendidikan Baubau, yang ikut menemani perjalanan HAI.
“Iya, di sini ada kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Cia-cia. Kata peneliti Korea yang pernah ke sini, penuturan bahasanya cocok dengan aksara Korea.”
“Coba berhenti dulu, Pak. Saya mau foto.”
Nyatanya, bukan hanya plang sekolah saja. Seluruh plang penanda jalan dan plang petunjuk rumah adat pun disertai dengan penulisan dengan bahasa Korea.
Selidik punya selidik, ternyata hal ini berlangsung sejak 2009. Seorang profesor Korea yang bernama Chun Thai Yun udah melakukan penelitian terhadap suku-suku dan bahasanya yang ada di Baubau.
Hasil dari penelitian profesor Seoul National University itu adalah ajakan untuk menggunakan huruf Hangeoul-nya Korea sebagai hurufnya bahasa Cia-cia (sebelumnya bahasa Cia-cia menggunakan huruf arab gundul).
Katanya, sih, bahasa Cia-cia ini cocok banget dengan huruf Hangeoul.
Misi lainnya adalah jalinan kerja sama antara Korea dan Baubau. Pemerintah Korea ngasih janji kalau Baubau, Pulau Buton dan Sulawesi Tenggara secara umum akan dipromosikan.