Kemungkinan lain adalah ada gangguan kognitif atau gangguan perkembangan.
“Tapi ini kan prestasi sekolah dan pekerjaannya bagus,” ujar dia. Sementara untuk spektrum skizofrenia dan gangguan psikotik lain, atau bukan, menurutnya ini harus diperiksa dulu, dengan melihat apakah ada gejala psikosisnya.
Seperti misal apa ada halusinasi yang membisikinya untuk nggak membuang. Atau karena waham yang membuat seseorang takut.
Kemungkinan lain ia menderita depresi berat sehingga nggak punya tenaga atau keinginan untuk menata dan membersihkan kamarnya.
Baca Juga: Belum Tersangka, Hana Hanifah Berstatus Korban Prostitusi Online Selama Setahunan
Atau pula merupakan bagian dari gangguan obsesif-kompulsif.Menimbun karena sayang Lebih lanjut jika seseorang tersebut hoarding maka biasanya ia akan menimbun karena sayang, ingin dikoleksi, atau ada nilai personal.
Meski sebenarnya barang tersebut sudah tak berguna, “Hoarder itu sayang kalo barangnya dibuang. Kadang rapi juga nyimpennya, tapi saking penuhnya barang, jadi ganggu. Orang susah lewat. Bisa jadi sarang kecoak atau curut atau tikus,” ucap dia.
Hoarding menurutnya juga berbeda dengan pemalas. Pemalas menurutnya sebetulnya ingin bersih-bersih dengan itu semua dibuang akan tetapi ia lebih memilih posisi mager.
Terkait dengan hoarding ia menyebut apabila seseorang mengalami hoarding disorder apabila sudah mengganggu kesehatan sebaiknya memang dilakukan terapi.
"Bisa obat atau CBT (Cognitive-Behavior Therapy)," jelasnya. (*)Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Viral Unggahan Kamar Isi Sampah Disebut Hoarding Disorder, Ini Kata Dokter Jiwa..."