Baca Juga: Seorang Ibu Ngamuk Ke Sekolah Karena Anak Cowoknya Nggak Boleh Pake Anting
Selain itu, pada dua poster tersebut tertulis angka 2102 dan nama wilayah di mana terdapatnya Monas dan GWK.
Lantas, apa makna poster monas dan GWK tenggelam?
Pengunggah sekaligus designer poster, Otniel Yurotama Levy Hutabarat mengungkapkan, caption yang ada di twitnya merupakan gambaran dari permasalahan tiap kota atas ketidaksadaran manusia.
"Sebenarnya caption-nya cuman gambaran dari problem utama kotanya masing-masing. Contohnya, Jakarta, dengan problem sampah berserakan, dan Bali dengan kondisi lingkungan yang terusik karena pariwisata," ujar Niel saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/7/2020).
Menurutnya, permasalahan tersebut secara universal emang dkarenakan global warming atau pemanasan global atas ketidaksadaran manusianya sendiri.Ia juga membeberkan kalo dirinya udah bikin poster Tugu Kujang di Bogor yang juga tenggelam, sama seperti dua bangunan ikonik sebelumnya.
Terkait ilustrasi di Kota Jakarta, Bali, dan Bogor, Niel menjelaskan, tiga kota tersebut nggak cuman disorot dari segi permasalahan terhadap lingkungan, namun juga menjadi kota yang berpengaruh bagi dirinya.
Baca Juga: Foto SMA Nicholas Saputra Viral, Ketahuan Pecinta IPA dari Alamat Emailnya Alkuna
"Pada dasarnya enggak ada tujuan yang filsuf tentang kenapa sih saya pilih tiga kota tersebut, tapi memang saya dari Jakarta, sekarang sudah lima tahun di Bogor, dan saya memang sudah lama punya rencana buat menetap di Bali, makanya saya pilih kota-kota tersebut," ujar freelance di bidang graphic designer, sekaligus pemilik Digital Studio Visualmovement.id ini.Arti angka 2102 sendiri nggak cuman gambar bangunan yang tenggelam aja yang jadi daya tarik dari karyanya, melainkan angka 2102 yang ada pada bagian bawah poster.
Niel mengatakan, ada maksud tersendiri bagi angka 2102 yang dibubuhkannya pada poster.
"Tujuan dan maksud saya pilih empat angka itu memang menuju ke tahun. Pada masanya, banyak orang merasa takut dan bertanya-tanya tentang kerusakan Bumi di tahun 2012, pada saat itu booming banget dan bikin orang merasa ketakutan (karena diimplementasikan sebagai tahun akhir zaman)," katanya lagi.
Saya sengaja juga membuat visualnya terasa gelap dan menakutkan untuk memberikan efek yang sama seperti tahun 2012," kata dia.