Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mengenang Tragedi Trisakti 12 Mei 1998, Sudah 22 Tahun Berlalu, Kita Nggak Boleh Lupa

Annisa Putri Salsabila - Selasa, 12 Mei 2020 | 19:48
Mahasiswa Trisakti menuntut Reformasi di tahun 1998 dan berujung tragedi penembakan
kompas.com

Mahasiswa Trisakti menuntut Reformasi di tahun 1998 dan berujung tragedi penembakan

"Padahal seharusnya ada prosedurnya. Kok ini tiba-tiba pakai peluru tajam, dan mereka (mahasiswa) sudah berada di dalam kampus. Padahal mahasiswa nggak melawan, nggak ngelempar batu, dan nggak melakukan kekerasan. Mahasiswa saya itu sudah berangsur-angsur pulang ke kampus," kata Adi.

Wakil Ketua Komnas HAM Marzuki Darusman yang hadir di kampus Trisakti pun menyatakan adanya serangan kemanusiaan dalam menangani aksi massa. Mahasiswa yang menjadi korban penembakan kemudian dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat, terutama RS Sumber Waras.

Suasana memilukan begitu terasa di Unit Gawat Darurat RS Sumber Waras. Rasa cemas, sedih, takut, serta marah begitu terasa. Dalam jumpa pers yang dilakukan, pihak kampus menyatakan ada enam korban tewas, yang beberapa hari kemudian dipastikan ada empat mahasiswa Trisakti yang menjadi korban.

Misteri penembak, dikutip dari buku Mahasiswa dalam Pusaran Reformasi 1998, Kisah yang Tak Terungkap (2016) yang ditulis Rosidi Rizkiandi, ahli kedokteran forensik dr Abdul Mun'im Idries mengatakan kalo hasil visum memang memperlihatkan serpihan peluru kaliber 5,56 mm di tubuh Hery Hertanto.

Peluru itu biasanya digunakan senjata laras panjang jenis Styer atau SS-1. Saat itu, senjata Styer digunakan oleh satuan Brimob atau Kopassus. Hasil otopsi Tim Pencari Fakta ABRI juga mengungkap hasil yang sama.

Hal senada juga didapat dari uji balistik di Forensic Technology Inc di Montreal, Kanada. Namun, Kapolri saat itu, Jenderal Pol Dibyo Widodo membantah anak buahnya menggunakan peluru tajam.

Kapolda Metro Jaya Hamami Nata juga menyatakan bahwa polisi hanya menggunakan tongkat pemukul, peluru kosong, peluru karet, dan gas air mata.

Persidangan terhadap enam terdakwa beberapa tahun kemudian juga nggak bisa mengungkap siapa penembak mahasiswa yang pake peluru tajam dan motifnya.

Enam terdakwa hanya dituduh dengan sengaja nggak menaati perintah atasan. Misteri penembakan masih menyelimuti sejarah kelam itu. Namun demikian, empat mahasiswa yang tewas dalam Tragedi 12 Mei 1998 tetap dikenang sebagai pahlawan reformasi.Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "20 Tahun Tragedi Trisakti, Apa yang Terjadi pada 12 Mei 1998 Itu?"

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x