Bagi Dodi, proses jual beli yang dia lakukan berasa sangat mudah dengan adanya akses internet yang nggak lelet.
Salah satu tantangan terbesar Dodi yaitu, pernah pada suatu malam, seorang pembeli meminta dikirimakan barang pesanannya pada jam 12 malam. Saat itu Dodi langsung bersiap dan meluncur ke lokasi pembeli. Dodi sangat mengutamakan pelanggan.
Baca Juga: Mengintip Kehidupan Warga Sangihe: Punya Internet untuk Ngerjain PR Sekolah dan Jualan Parang Online
Syam Gusti Al-Qadri (27) merupakan salah satu orang yang pernah melakuakan pembelian secara daring. Dia berbagi pengalamannya tentang bagaimana membeli barang secara daring, mengingat membeli barang secara daring masih jadi hal dinilai meragukan oleh sebagian orang.
“Perasaan ragu saat membeli itu pasti ada. Membeli secara daring memang berisiko, dan kita harus tahu itu,” kata Syam Gusti. “Kalau barangnya bagus alhamdulillah. Kalau tidak bagus, mau tidak mau tetap kita terima.”
Pertama-tama Syam Gusti menghubungi pihak pembeli. Kalau dinilai meragukan, dia akan mencari penjual lain. Dalam satu bulannya, Syam Gusti bisa melakukan pembelian secara daring sebanyak sepuluh kali.
Baca Juga: Cuma di Indonesia: 5 Razia Aneh yang Pernah Ada di Negeri +62
Sebagian atau semua yang sudah dia beli biasanya juga dia jual lagi. Selain untuk membeli dan berjualan secara daring, Syam Gusti juga menggunakan internet untuk menghubungi keluarganya yang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat.
“Saya seorang perantau,” terang Syam Gusti, “Biasanya saya menghubungi orang tua saya dengan melakukan panggilan video untuk mengurangi kerinduan saya dengan keluarga.”
Di Natuna, akses internet ternyata juga turut membuka lapangan pekerjaan baru. Selain Dodi, banyak juga yang berjualan secara daring di Natuna. Selain itu, jasa layanan ekspedisi mulai tumbuh.
Salah satunya yaitu jasa layanan ekspedisi milik Samsul Huda (27) yang baru buka. Pertama membuka jasa layanan ekspedisi, Samsul mengerjakan semuanya seorang diri.