Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ribuan Wanita Hebat Siap Membahas Keberagaman di IWF 2019

Al Sobry - Rabu, 20 November 2019 | 16:25
Ribuan Wanita Hebat Siap Membahas Keberagaman di IWF 2019

Ribuan Wanita Hebat Siap Membahas Keberagaman di IWF 2019

HAI-Online.com- Isu keberagaman (inklusif) bukan sekadar kata yang tren belakangan ini, melainkan sebuah kenyataan di dunia yang telah ada dan harus dihadapi oleh semua orang, termasuk Indonesia.
Nah, beberapa forum pertemuan masih terus membahas isu tersebut. Tujuannya tiada lain tida bukan untuk menjaga persatuan dan kerukunan kita.
Nggak mau fokus keberagaman ini hilang dari peradaban, para wanita ternyata menginginkan pendidikan ini terus tertanam pada generasi selanjutnya.
Nggak heran, setelah tahun lalu terwujud, mereka berkumpul lagi untuk membahas sesuatu yang penting dalam ajang pertemuan berjejaring wanita kelas menengah di Imdonesia Women’s Forum (IWF) 2019.
Yap, ribuan wanita hebat yang berkarier, berwirausaha, maupun home-maker bakal
Kembali mengikuti rangkaian konferensi, kelas-kelas workshop dan festival produk lokal, untuk kedua kalinya.
Berlangsung selama dua hari, 21 dan 22 November 2019 di Gandaria City Hall, IWF 2019 membawa tema: "Bringing the Best of Indonesian Women” dan "Indonesia Young Creator’s Lab (IYCL) 2019: Speak Loudly, Act Boldly” yang kali imi mengedepankan tema bahasan ‘Inklusif’.
Keberagaman yang dimaksud seperti warna yang tidak hanya hitam dan putih, segala sesuatu di dunia ini memiliki banyak rupa, bentuk, dan warna.
Indonesia yang bineka sangat membutuhkan perilaku inklusif dari tiap orang, tidak terkecuali. Dan wanita, karena perannya, dapat menjadi the change maker/agen perubahan.
"Untuk itu, menanamkan sikap inklusif sejak dini, dalam keluarga sebagai pola asuh dan pendidikan di sekolah merupakan langkah yang efektif,"ujar Petty S. Fatimah penyelenggara sekaligus Pemimpin Redaksi femina danDirektur Editorial Prana Group dalam konferensi persnya, Rabu (20/11/2019).
Sejalan dengan itu kegiatan IWF, senantiasa ingin mendorong kemajuan dan kemandirian wanita Indonesia.
"Kami mengajak para wanita untuk turut ambil bagian, menjadi agen perubahan untuk mendorong nilai-nilai inklusif, karena bersama kita berdaya di lingkungan bisnis, sosial maupun profesional,” katanya lagi.
Jika tahun lalu, IWF dihadiri oleh 2.000 lebih wanita, dan mendtangkan lebih dari 50 wanita pembicara. Pada tahun 2019 ini, jumlahnya akan diprediksi lebih banyak lagi. Pasalnya keynote speaker, Ibu Ida Fauziyah, Menteri Ketenagakerjaan RI menjadi magnet tersendiri untuk tema tersebut.
Pembicara yang akan tampil di IWF 2019, di antaranya; Lili Pintauli Siregar, Wakil Ketua KPK terpilih 2019-2023; Yenny Wahid, Direktur Wahid Foundation; Ernest Prakasa, Komika; Ari Satria, S.E, MA, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan RI
dan 50 lebih pembicara lainnya serta beberapa kolaborator.
Ruben Hattari, Kepala Kebijakan Publik untuk Facebook di Indonesia, merespon positif tentang penyelenggaraan IWF 2019.
“Kami percaya bahwa saat perempuan berhasil, kita semua menang," katanya.
Dia menyebut taga #SheMeansBusiness, sebuah inisiatif yang digagas oleh Facebook untuk menginspirasi, mendukung, melatih, dan merayakan para wanita wirausaha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia akan dibangun.
"Kami berharap dapat memberikan pengetahuan, jaringan, keterampilan, serta teknologi yang dibutuhkan oleh para wanita wirausaha untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka,” ungkapnya lagi.
Sebagai bocoran, pada hari pertama, Kamis, 21 November 2019 Konferensi IWF 2019 akan berbicara tentang wanita dan kepemimpinan inklusif dalam tema: Inclusive and
Impactful Leader.
Tema ini sangat relevan dengan situasi dunia kerja dan dunia usaha saat ini yang dinamis.
Pada diskusi panel di hari pertama ini, akan hadir empat pria hebat yang duduk di puncak pimpinan. Mereka akan berbagi point of view tentang pencapaian wanita saat ini dan bagaimana inklusi mereka terapkan dalam
lingkungan kerja hingga keluarga.
"Inklusi tidak hanya dimiliki wanita. Justru inklusi harus dimiliki semua orang, dan bahkan organisasi. Mengapa? Karena secara sederhana, salah satu aspek inklusi adalah menghargai orang lain. Kalau yang paling dasar ini tidak kita miliki, maka bagaimana kita akan bisa memiliki inklusi," ujar Nia Sarinastiti, Inclusion and Diversity Lead Accenture Indonesia.
Sementara pada hari kedua, Jumat, 22 November 2019, konferenai akan membahas tentang wanita dan sektor wirausaha: Profit with Purpose.
Bagaimana ekonomi bisa digerakkan untuk
kesejahteraan yang meluas dan adil dengan wanita sebagai the Change Maker.
Pada kesempatan ini, kita akan mendengar cerita yang sangat mengesankan dari para wanita yang bergerak dengan hatinya untuk memberi manfaat maksimal dan inklusif dalam bidang usaha yang ditekuninya.
Dalam hal ini adalah: sustainable
entrepreneur dan pendidikan. Inti dari bisnis inklusi adalah memiliki kemampuan membantu masyarakat berekonomi lemah sekaligus tetap
menjaga keuntungan perusahaan. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x