Follow Us

Kapolda Sulawesi Tenggara Akui Randi Tewas Tertembak Peluru Tajam Saat Demo

Ricky Nugraha - Minggu, 29 September 2019 | 19:00
Prosesi pemakaman jenazah Randi di Desa Lakarinta, Sulawesi Tenggara pada Jumat (27/9/19) setelah tewas tertembak peluru tajam saat demo.
Kompas.com/Defriatno Neke

Prosesi pemakaman jenazah Randi di Desa Lakarinta, Sulawesi Tenggara pada Jumat (27/9/19) setelah tewas tertembak peluru tajam saat demo.

HAI-online.com - Randi (21), seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, jadi salah satu korban tewas saat demo di DPRD Sultra, pada Kamis (26/9/2019) lalu.

Mahasiswa semester VII Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) tersebut tewas setelah tertembak peluru tajam di bagian dada sebelah kanan.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kapolda Sultra Brigjen (Pol) Iriyanto, setelah melakukan otopsi untuk mengetahui jenis peluru apa yang menembus tubuh Randi.

Randi terkena tembak di depan BPR Bahteramas, Jalan Abdullah Silondae, Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, atau sekitar 500 sampai 600 meter dari Gedung DPRD Sultra, pusat unjuk rasa mahasiswa yang kemudian berakhir ricuh.

Baca Juga: Mendikbud Ancam Bakal Tuntut Pihak yang Provokasi Siswa untuk Ikut Demo

“Iya. Hasil otopsi luka tembak dari peluru tajam,” kata Iriyanto didampingi Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhardt dan Direktur Reskrim Umum saat konferensi pers dikutip dari Kompas.com.

Iriyanto mengatakan, pihaknya telah membuat tim gabungan investigasi untuk mengungkap penyebab tewasnya Randi (21), mahasiswa UHO, akibat tertembak peluru tajam, Kamis.

"Kami sudah bentuk tim gabungan dari Mabes Polri, Puslabor, Irwas, dan Propam. Semoga tim ini bisa mengungkap penyebab kematian korban," katanya.

Atas kejadian ini, kata Kapolda, ia meminta waktu untuk mengusut kasus tersebut.

Baca Juga: Mendikbud Larang Pelajar Demo, Ini 3 Alasannya!

Pihak keluarga pun sangat menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut yang sampai menyebabkan Randi tewas karena luka tembak. Rasmin, salah satu keluarga Randi, meminta pertanggungjawaban petinggi Polri.“Kami dari pihak keluarga menginginkan bentuk tanggung jawab kepolisian dalam hal ini. Jadi bagaimana bentuk tanggung jawabnya, entah seperti apa, kami butuhkan tanggung jawab,” ujarnya di dikutip dari Kompas.com, Jumat (27/9/2019).

“Kami dari keluarga besar mengutuk keras tindakan ini kalau itu benar terjadi (penembakan). Hanya kan informasi belum pasti juga, memang anak ini kebanggaan kami,” tambahnya.

Source : Kompas.com

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest