Follow Us

Kita Ini Sebenarnya Dianggap Apa?

Hai Online - Sabtu, 28 September 2019 | 20:00
Gas air mata dilontarkan polisi saat demo ricuh di depan gedung DPR, Selasa (24/9).
Ricky Martin/Grid Network

Gas air mata dilontarkan polisi saat demo ricuh di depan gedung DPR, Selasa (24/9).

Penulis: Iqbal AR, mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

HAI-ONLINE.COM - Kejadian beberapa hari terakhir membuat saya gelisah, sekaligus marah. Aksi mahasiswa di beberapa kota dengan beberapa tuntutan belum juga menemui titik terang. Tuntutan mengenai penolakan RUU KPK dan RKUHP, menyegerakan pengesahan RUU P-KS, dan penolakan militerisasi di beberapa tempat tak juga digubris oleh wakil rakyat. Sikap wakil rakyat yang seakan mengabaikan apa yang diperjuangkan kawan-kawan mahasiswa, jelas menimbulkan pertanyaan, kita ini sebenarnya dianggap apa?

Belum selesai mengenai aspirasi yang tak digubris, pemerintah (melalui polisi) malah melakukan blunder besar. Aktivis Dandhy Laksono ditangkap di kediamannya pada kamis malam. Dandhy ditangkap karena diduga menyebarkan isu yang tidak benar (menurut polisi) tentang Papua. Ini jelas sebuah usaha pembungkaman, mengingat Dandhy menjadi orang yang sangat vokal terhadap isu-isu HAM. Papua terutama. Dandhy akhirnya dilepas meskipun dengan status tersangka. Sebuah blunder besar.

Tak hanya Dandhy, jurnalis dan musisi Ananda Badudu juga ditangkap dengan tuduhan membantu menyalurkan dana pada mahasiswa yang aksi. Penangkapan ini jelas lebih bodoh dibandingkan dengan penangkapan Dandhy. Padahal, Ananda Badudu hanya melakukan semacam crowdfunding untuk kebutuhan aksi. Entah itu untuk makanan, minuman, medis, dan ambulan. Ananda juga dilepaskan pada akhirnya. Penangkapan keduanya, seakan menimbulkan pertanyaan lagi, kita ini sebenarnya dianggap apa?

Jurnalis dipukuli, gawai mereka dirampas. Mahasiswa ditembak di Kendari, hingga melayang nyawa mereka. Aparat menghajar jurnalis dan mahasiswa, lalu cuci tangan dengan bantuan jenderal-jenderalnya. Pemerintah juga seakan diam, seakan tak punya niat baik menyelesaikannya. Pertanyaannya masih sama, kita ini sebenarnya dianggap apa?

Kita ini sebenarnya dianggap apa? Aspirasi mahasiswa seakan tidak digubris, aktivis ditangkap, jurnalis dipukuli dan direpresi, hingga beberapa nyawa melayang di Kendari. Apakah wakil rakyat hanya menganggap kita sebagai kelinci percobaan atas undang-undang ngawur yang mereka buat? Apakah aparat hanya menganggap kita sebagai samsak dan target tembakan mereka saja? Apakah pemerintah hanya menganggap kita sebagai anak kecil, yang langsung terbuai dengan frasa-frasa manis mereka?

Kita ini sebenarnya dianggap apa?

Tulisan ini adalah bagian dari #YourVoiceMatters, User Generated Content (UGC) untuk mewadahi mahasiswa dan pelajar untuk bersuara. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest