Follow Us

Muhammad Egha, Arsitek Muda yang Nggak Takut Bikin Bangunan Ikonik Hasil Khayalannya Sendiri!

Al Sobry - Kamis, 22 Agustus 2019 | 09:13
Muhammad Egha, CEO DELUTION

Muhammad Egha, CEO DELUTION

HAI-Online.com – Tidak gampang bagi seorang lulusan sarjana arsitektur mewujudkan gambar yang dibuatnya di atas kertas menjadi bangunan ideal.

Selain butuh modal besar, seni merancang bangunan ini bakal terwujud kalo arsiteknya punya nyali yang cukup besar untuk bertindak layaknya kontraktor besar dan punya rasa nilai seni yang tinggi juga.

Hal itu nggak mustahil dilakukan, terutama bagi para arsitek muda, terlebih di Indonesia. Bekal keberanian yang dipupuk harus full. Pasalnya, kalo tidak begitu, kerja arsitek muda hanya dijadikan sebagai pelengkap semata. Apalagi jika bekerja untuk orang lain.

Baca Juga: Salut, Cowok Ini Mengunggah Foto untuk Ngasih Tahu Betapa Mudahnya Memungut Sampah

"Kita mulai menyadari, negara kita masih kurang bisa untuk ngasih ruang bertumbuh bagi arsitek muda. Apalagi kalo mengandalkan hanya sebagai arsitek-nya saja. Nggak bisa maju tuh, berat. Seringnya cuma jadi pendamping doang," cerita Muhammad Egha saat ditemui HAI usai acara talkshow yang digelar TACO dalam event mosaic in diversity bertema Karya Kita di Senayan City, Jakarta Selasa (21/8) lalu.

Kepada puluhan anak muda di acara tersebut, ia ingin menunjukkan bahwa anak muda bisa membuat karyanya sendiri tanpa bergantung seutuhnya ke orang lain.

Untuk itu, Muhammad Egha, dari sebuah kos-kosan sederhana di sekitaran kampusnya di Binus, dia mulai membuat Firma Arsitektur bernama Delusion.

Bukan sebuah delusi kalo ternyata perusahaan rintisannya ini bisa membangun berbagai bentuk bangunan ikonik yang berawal dari khayalannya sendiri.

"Yang jadi bernilai dari sebuah desain, dia nggak cuma gambar di atas kertas, tapi jadi bangunan ikonik. Itu butuh kontraktor yang tepat dan bisnis owner yang mendukung," ucapnya lagi semakin mantap ingin berwirausaha di bidang yang dikuasainya tersebut.

Egha percaya dengan passionnya membangun ruang-ruang ikonik ini tumbuh di dalam negeri, kontraktor dan pengusaha harus punya pandangan yang sama dulu. Hanya saja hal itu belum terlalu mudah dilakukan, apalagi bagi arsitek muda sepertinya.

Baca Juga: Jangan Malu Jualan Buah, Cowok Ini Untung Rp 27 Miliar Per Bulan!

"Saat itulah saya banting setir, ganti visi. Bikin empat perusahaan selain arsitek, bikin kontraktor untuk menjadikan desain gambar itu jadi bangunan, toko mebel untuk ngisi bangunannya, developer untuk memasarkan produknya," ceritanya di tahun 2013 saat membangun Delution Entreprise.

Halaman Selanjutnya

arsip Egha dkk
1 2 3

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest