HAI-Online.com -Berhasil memamerkan busana hasil karya mereka pada pusat mode dunia di Paris, Prancis Desember tahun lalu, dua siswi SMK asal Kudus, Farah Aurellia Majid dan Fitria Noor Aisyah secara mengejutkan malah jadi bahan bullyan netizen.
Seperti yang dilansir HAI dari Kompas.com, tindak bullying yang dilakukan oleh netizen ini terjadi setelah kedua siswi kelas XII jurusan tata busana SMK NU Banat, Kudus, Jawa Tengah tersebut viral setelah mengangkat kebudayaan Jawa, kain tenun troso Jepara di Paris.
Melalui keterangan yang disampaikan pada Minggu (21/7), Farah mengatakan bahwa beberapa saat setelah mereka viral, kebanyakan netizen menuduh mereka telah menjiplak dan mengklaim kain tenun sumba sebagai produk asli Jepara.
"Beberapa saat setelah viral, banyak orang mencibir bahwa kami telah menjiplak atau mengklaim kain tenun Sumba. Ramai sekali yang mem-bully di akun medsos kami. Kami sangat syok karena kami murni mengangkat kain tenun troso Jepara dan bukan kain tenun sumba," cerita Farah.
Baca Juga: UNS Beri Gelar Sarjana pada Mahasiswi yang Tewas Tertabrak Truk saat Hendak Sidang Skripsi
Lebih lanjut, Farah mengaku, kejadian tersebut sempat membuat dia dan Fitria takut membuka akun media sosial mereka, bahkan orangtua keduanya juga sampai syok melihat bullyan yang diberikan netizen.
"Kami bahkan takut jika ingin membuka akun kami di medsos dan orangtua kami juga syok dengan kejadian ini," ungkapnya.
Sementara itu, Fitria menjelaskan bahwa hasil karya mereka dalam acara 'La Mode Sur La Seine a Paris' yang diselenggarakan oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC) di Paris nggak berhubungan dengan kain Sumba, dan murni berasal dari Jepara.
"Kami sepakat memilih kain tenun Troso Jepara karena kain dari Kudus dan batik sudah pernah terangkat. Jadi tak ada hubungannya dengan kain Sumba. Kami hanya ingin mengenalkan budaya lokal. Bisa dibedakan kok antara kain tenun Troso dan kain tenun Sumba," terang Fitria.
Meskipun mendapat cibiran, keduanya akan berupaya untuk legawa sehingga nggak larut dalam suasa polemik yang ada, mengingat mereka selama ini memang fokus pada kain tenun troso dari Jepara.
"Kami akan berusaha tenang karena kami memang fokusnya di kain tenun troso Jepara dan bukan kain tenun Sumba," tutupnya.
Salut buat Farah dan Fitria yang sudah membawa budaya Indonesia ke mata dunia! Semangat, jadikan cibiran yang kalian terima dari netizen sebagai pemicu untuk menghasilkan karya-karya spektakuler lainnya ya. (*)