HAI-Online.com - Kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 melalui jalur zona wilayah kawasan langsung hanya dalam waktu 6 menit, Posko PPDB di Rumah Pintar, Denpasar langsung diserbu ratusan orangtua murid pada Jumat malam (28/6).
Seperti yang dilansir HAI dari Tribun Bali, ratusan orangtua murid ini diketahui menyerbu Posko PPDB Denpasar lantaran untuk meluapkan kekecewaan atas kegagalan anak mereka masuk ke sistem server pendaftaran.
Apalagi, jalur zona wilayah kawasan merupakan kesempatan terakhir bagi peserta yang gagal masuk ke sekolah negeri tujuan melalui jalur zona terdekat ataupun prestasi.
''Saya sudah siap akses pukul 17.00 tepat. Tapi gak bisa masuk, bahkan sampai refresh sampai 8 kali. Baru bisa masuk sekitar pukul 17.06, saya proses ternyata kuota sudah full,'' ungkap salah satu orangtua murid, I Wayan Suradnya.
Baca Juga: Unpad Buka 8 Prodi Sarjana Terapan Baru, Catat Nih Jadwal Pendaftarannya
Lebih lanjut, Suradnya mempertanyakan kuota pendaftaran yang langsung penuh hanya dalam waktu 6 menit, dan menduga ada oknum nakal di balik masalah tersebut.
"Masak baru jalan 6 menit sudah penuh? Kan kita jadi curiga jangan-jangan server ini ada yang pegang, gak fair!" ucap Suradnya menambahkan.
Menuntut penjelasan dari pihak Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) terkait masalah yang muncul pada sistem pendaftaran PPDB, sejumlah orangtua murid terlihat masih bertahan di posko hingga pukul 20,00 WITA.
Nggak lama berselang, Wayan Gunawan selaku Kepala Disdikpora Denpasar memutuskan untuk bertemu serta berdialog dengan sekitar 20 perwakilan orangtua di dalam ruangan PPDB, yang kemudian berhasil dua poin penting.
Selain meminta pendaftaran untuk zonasi kawasan diatur ulang, seluruh perwakilan orangtua murid menyarankan sistem PPDB kembali menggunakan prestasi sebagai acuan penerimaan siswa.
"Apabila memang nanti saya tetap kalah cepat, maka saya masih bisa menerima hal itu. Supaya kondusif, sebaiknya direset ulang. Intinya, kami nggak ingin lagi ada sistem cepat-cepatan kayak gitu lagi," terang salah satu perwakilan orangtua murid, Nyoman Sutrisna.