Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tips Meramu Album Kedua ala Iga Massardi 'Barasuara' dan Kunto Aji

HAI Internship - Sabtu, 01 Juni 2019 | 18:00
Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.
Kayla

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

HAI-ONLINE.COM - Konon katanya album pertama yang kian sudah melekat dengan para musisi menciptakan tantangan tersendiri saat waktunya pembuatan album kedua.

Memaku standar dengan album pertama terkadang dapat menjadikan album kedua sebuah tekanan, fenomena ini dikenal musisi sebagai sophomore slump.

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

Pertanyaan pertama pada malam hari itu dilontarkan oleh Danilla yang mempertanyakan tentang eksistensi kutukan tersebut, apakah benar sebuah fenomena yang umum.

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

Kunto menjelaskan ‘kutukan’ tersebut benar ada dan salah satunya jatuh dari hasrat untuk mencapai yang lebih dari yang sudah dihasilkan di album pertama apalagi untuk seorang musisi solois.

Baca Juga: Keinginan Terakhir Pak SBY sebelum Peti Bu Ani Yudhoyono Ditutup

Pada akhirnya langkah yang diambilnya adalah dengan menghadapkan dirinya kembali pada alasan ia bermusik sehingga pergumulan untuk naik kelas tidak perlu lagi dihiraukan, curahan lagu juga menjadi lebih natural.

Iga menambahkan dirinya jika sudah melahirkan sesuatu alasan semakin menjadi untuk tidak mengulangi formula yang sudah dibuat sebelumnya, menciptakan sebuah penolakan karena memang secara notasi juga sulit untuk mencari perkembangan yang signifikan.

Namun penolakan itu menciptakan batasan diri semacam tembok baru yang mengekang kreativitas.

Serupa dengan respon Kunto, Iga melakukan hal yang sama, untuk menghilangkan semua pemikiran itu.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x