Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tren Industri Travel dan Perhotelan Ternyata Berubah Gara-gara Generasi Kita Melek Teknologi

Alvin Bahar - Minggu, 28 April 2019 | 19:00
Ilustrasi milenial jalan-jalan
iStockphoto

Ilustrasi milenial jalan-jalan

HAI-ONLINE.COM - Kamu mungkin sudah terlalu sering mendengar pembahasan mengenai generasi milenial. Pede aja, generasi kita emang penting dan istimewanya kok.

Bagaimana nggak? Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip dalam laporan Indonesia Millennial Report 2019, generasi milenial diproyeksi akan jadi generasi yang mendominasi struktur demografi Indonesia.Dalamlaporan yang sama, dikemukakan bahwa dari total populasi di Indonesia saat ini, sekitar 179,1 juta orang (67,6%) merupakan kelompok usia produktif (14-64 tahun), dan 24% dari kelompok itu atau sekitar 63,4 juta orang merupakan generasi milenial yang berusia 20-35 tahun. Jumlah yang besar dengan daya beli yang nggak bisa diabaikan. Lalu, apa artinya bagi industri travel dan perhotelan?Nggak bisa dipungkiri bahwasannya potensi pasar milenial sangat menggiurkan bagi hampir semua industri, nggak terkecuali industri travel dan perhotelan. Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam salah satu keterangan di media bahkan menyatakan bahwa lebih dari 50% dari total wisatawan yang datang (inbound travelers) berasal dari milenial yang melek teknologi (tech savvy). Selain itu, survei dari IDN Research Institute pada 2019 juga menemukan bahwa 4 dari 10 milenial pergi berlibur setiap tahunnya.Fakta menarik lain menemukan bahwa bagi generasi milenial, telepon pintar (smartphone)jadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka. Bahkan, mayoritas generasi milenial mencari informasi dan merancang agenda liburan mereka dari gawai satu ini. Mereka juga aktif membagikan opini dan pengalamannya selama berlibur.

Baca Juga : Nggak Mau Kena Spoiler, Guru Ini Larang Muridnya Bahas Avengers: Endgame di KelasSebagai generasi'digitally native' pertama, milenial merupakan pengguna media sosial yang paling aktif. Berbagi, atau bahkan pamer di media sosial nggak jarang jadi salah satu agenda utama saattravelling. Nggak hanya mencari inspirasi perjalanan dari konten sosial teman-temannya, generasi pelancong yang melek teknologi ini juga menggunakan teknologi untuk memesan akomodasi perjalanan. Kemudahan ketika melakukan pemesanan jadi indikator utama yang diperhatikan ketika mereka memesan layanan.Penelitian yang dilakukanAllianz pada tahun 2017menunjukkan bahwa milenial memiliki rentan waktu berlibur yang jauh lebih sedikit dibanding generasi pendahulunya, yakni sekitar 12 hari. Karenanya, efisiensi dan efektifitas saat memesan akomodasi selama perjalanan jadi poin penting. Salah satu cara menyiasatinya adalah dengan memesan akomodasi liburan lewat aplikasi mobile atau media sosial. Bukan lagi hanya masalah lokasi liburan, generasi milenial juga fokus pada pengalaman yang ditawarkan. Melihat tren ini, Industri yang relevan di sektor pariwisata termasuk perhotelan, transportasi, tempat wisata perlu menyesuaikan produk dan layanan mereka untuk memenuhi ekspektasi generasi milenial yang melek teknologi ini.Perubahan tren dan perilaku konsumen seperti itu telah lama diperhatikan oleh OYO, jaringan hotel terbesar di Asia Selatan. Rishabh Gupta, Country Head OYO Hotels Indonesiamengatakan,"Teknologi merupakan salah satu keunggulan yang membedakan OYO dengan jaringan hotel sejenis. Kami sangat siap menyambut konsumen milenial, khususnya mereka yang melek teknologi. Selain menawarkan solusi bagi konsumen, aplikasi OYO dirancang untuk mempermudah aktivitas operasional sehari-hari pemilik properti. Lebih dari itu, teknologi ini juga mendukung kapabilitas perusahaan sehingga memungkinkan bagi OYO menambah lebih dari 64 ribu kamar setiap bulannya secara global".Mengingat banyaknya kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi OYO, tak mengejutkan jika mayoritas konsumen di Indonesia berasal dari kaum milenial. "Perilaku milenial yang kerap kali menggabungkan liburan dan bisnis dalam perjalanan mereka telah mengubah landscape sektor perhotelan. Kami dipacu untuk mampu beradaptasi dan mengakomodasi kebutuhan pelancong muda ini. Bukan hanya menyediakan akomodasi terbaik, tetapi juga pengalaman berlibur yang mudah dan menyenangkan. Algoritma berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) OYO misalnya, dapat membantu konsumen menemukan properti yang paling sesuai, di lokasi terbaik, dengan harga yang paling tepat. Yang juga penting, bagaimana sistem ini memungkinkan kami untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan mereka sebelum dan selama menginap, yang tentunya berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan,"tambahRishabh.

Topic :Jelajah Indonesia

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x