Tahun 2015, ia merilis album perdananya yang bertajuk “Peshawar,” bersama kelompok musik Gemati di Indonesia. Album yang terdiri dari sembilan lagu ini mengambil nuansa musik rakyat ataufolk, keroncong, dan karawitan, dengan campuran lirik dalam bahasa Inggris, Indonesia, dan Jawa.
Lagu-lagunya yang antara lain berjudul “Ojo Ngoyo,” “Gulaku,” “Mumet,” dan “Kembang California,” dan “Berkah Indomaret” bercerita mengenai pengalamannya saat tinggal di Jawa Tengah dan juga saat tur keliling Indonesia bersama kelompok wayang kulit.
Tahun 2016 Megan memutuskan untuk kembali ke Amerika bersama putrinya. Ia mengaku sangat rindu akan makanan Indonesia.
“Sayur-sayuran aja itu enak sekali seperti oseng-oseng, tempe, yang ringan-ringan itu enak sekali, gado-gado, pecel, enak banget. Sampai sekarang anak saya juga belum begitu suka masakan Amerika, jadi setiap hari masih masak nasi untuk dia,” tambahnya dilansir dari laman voa indonesia.
Kini sehari-harinya Megan sibuk mengajar kelas vokal di Cabrillo College di Santa Cruz, California, di mana ia mengajarkan lagu seriosa, juga lagu-lagu Indonesia, Arab, dan Irlandia. Selain mengajar di kampus, Megan juga membuka kelas privat vokal dan piano di rumahnya.“Alhamdulillah, ya sibuk terus. Di sini murid tambah dan tambah terus,” ujarnya.
Murid-murid Megan pun sangat menghargai dan kagum dengan musik dari Indonesia, yang menurutnya sangat kaya rasa.
“Sebenarnya lagu Indonesia di Amerika banyak sekali yang suka, terutama gamelan ya. Di beberapa universitasacross Americagitu memang mereka punya gamelan Jawa, atau gamelan Bali atau gamelan Sunda. Jadi memang sudah banyak masyarakat Amerika yang tahu tentang musik Indonesia,” jelas penggemar lagu-lagu dangdut dari Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih ini.
Rencananya melalui album ke-2 yang tengah digarap saat ini, Megan akan kembali menampilkan beragam nuansa musik.
"Lebih campur lagi rasanya, ada rasa Indonesia tapi ada rasa-rasa lain juga begitu," pungkas Megan.
Artikel ini telah tayang di Voaindonesia.com. Bacaartikel sumber