Follow Us

Megan O'Donoghue, Sinden Asal Amerika yang Pernah Kolaborasi dengan Sheila On 7

Alvin Bahar - Kamis, 18 April 2019 | 19:00
Seniman AS, Megan O'Donoghue yang mahir menyinden
Alvin Bahar

Seniman AS, Megan O'Donoghue yang mahir menyinden

HAI-ONLINE.COM - Sebagai negara dengan populasi nomor tiga terbesar di dunia, Amerika Serikat jadi tempat pertemuan budaya yang beraneka ragam. Kebudayaan dan kesenian Indonesia jadi salah satu contohnya, sebagai topik yang banyak mendapat apresiasi bahkan dipelajari di berbagai sekolah, universitas dan institusi Amerika.

Bukan hal yang jarang lagi ketika bertemu dengan warga lokal Amerika yang mahir bermain gamelan, pandai menarikan tarian tradisional Indonesia, atau bisa menyanyi keroncong atau bahkan menyinden. Seniman asal Amerika, Megan Colleen O’Donoghue di Santa Cruz, California adalah salah satunya.

Dilansir dari voaindonesia.com, Megan menceritakan kisahnya hingga mahir karawitan.

“Waktu saya kuliah, saya ambil jurusan lagu seriosa di Seattle. Terus di sana ada gamelan Jawa. Saya jadi tertarik sekali sama gamelan di sana,” papar Megan Colleen O’Donoghue dengan bahasa Indonesia yang sangat fasih.

Setelah lulus kuliah dari Cornish College of the Arts di Seattle tahun 2008, Megan memutuskan untuk mengikuti program Darmasiswa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Baca Juga : Penasaran Kenapa Bahasa Inggris adalah Bahasa Internasional? Ini alasannya

Seniman AS, Megan O'Donoghue  yang mahir menyinden
(Dok: Megan O'Donoghue)

Seniman AS, Megan O'Donoghue yang mahir menyinden

Program ini menawarkan beasiswa selama satu tahun kepada warga asing yang ingin mempelajari kebudayaan Indonesia. Pada waktu itu Megan menimba ilmu di Institut Seni Surakarta di Solo dan mengambil jurusan karawitan selama satu tahun.

“Kalo karawitan itu artinya kesenian gamelan begitu ya. Jadi ada seni suara seperti sindenan, ada gamelan seperti gong, saron, demung, gender, bonang, kendang, rebab begitu."

"Jadi kalo di ISI Surakarta kalo ambil jurusan karawitan semuanya harus belajar dulu,” jelas perempuan kelahiran tahun 1984 ini.

Selama di Solo, Megan tinggal bersama mendiang maestro sinden, Nyi Supadmi, yang juga adalah gurunya. Melalui interaksi dengan para murid yang juga kos di rumah mendiang Nyi Supadmi, perempuan multitalenta ini jadi bisa memperlancar kemampuannya berbahasa Indonesia.

“Pertama kali aku datang ke sana itu baru bisa apa ya, mohon maaf dan terima kasih. Gitu aja. Yang lain nggak bisa bicara,” ujar Megan sambil tertawa mengingatnya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest