HAI-Online.com - Seperti yang kita tahu, nama YouTuber 'QoryGore' saat ini sedang ramai diperbincangkan oleh banyak orang setelah dirinya mengunggah vlog ketika dirinya berada di Hutan Aokigahara, Jepang.
Terekamnya sebuah tumpukan tertutup jas hujan yang diduga banyak orang sebagai mayat dalam video milik YouTuber asal Bogor itu membuat Qory dibanjiri kecaman oleh banyak pihak.
Bahkan nggak cuma ramai di Indonesia aja sob, video Hutan Aokigahara milik Qory pun juga menarik perhatian dari YouTuber-YouTuber dari luar negeri, salah satunya pemilik chanel YouTube DramaAlert, KEEMSTAR.
Lewat akun Twitternya, KEEMSTAR me-retweet dan memberi komentar pada sebuah artikel tentang QoryGore yang bertingkah seperti Logan Paul dengan mendokumentasikan mayat di Hutan Aokigahara.
"Tidakkah kita belajar?" tulis KEEMSTAR melalui akun Twitternya,
Have we learned nothing???????????? pic.twitter.com/TG2i1xDHUtBaca Juga : Berkaca Pada Kasus QoryGore, Apa yang Sebabkan YouTube Sampai Take Down Video?— KEEM ???? (@KEEMSTAR) 5 Desember 2018
Meskipun begitu, Qory sendiri mengatakan bahwa dirinya telah mendapatkan izin dari company yang mengundangnya untuk mendokumentasikan keadaan di Hutan Aokigahara.
Untuk masalah menampilkan mayat dalam kontennya, YouTuber berusia 27 tahun itu mengaku sudah mendapatkan izin dari wakil perusahaan yang mendampinginya asalkan ketika nantinya dipublikasikan harus diblur.
"Omongan dia (perusahaan) ke kita bahwa boleh divideoin dan pihak hutan pun mengizinkan untuk didokumentasikan," terangnya ketika menjadi bintang tamu di podcast Radio Singham milik Eno Bening.
Qory juga menambahkan bahwa benda yang diblur di video milknya belum tentu mayat dan dia pun memilih nggak mendekati tumpukan tersebut karena merasa respect apabila sosok tersebut memang benar-benar orang yang sudah meninggal.
"Itu ada tumpukan yang ditutupin pakai jas hujan. Karena respect makanya gua nggak ngedeketin dan langsung kabur karena nggak enak lah kalo itu emang beneran orang yang udah meninggal," tambahnya.
Ya semoga aja kasus ini bisa menjadi pembelajaran buat YouTuber lainnya atau bahkan kita sendiri supaya ke depannya kejadian serupa nggak terulang. (*)