Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mengapa Gamer ‘Sultan’ Rela Habiskan Ratusan Juta Demi Beli Barang-barang Virtual

Fadli Adzani, HAI Internship - Rabu, 26 Desember 2018 | 13:04
Sultan Mah Bebass
HAI

Sultan Mah Bebass

HAI-online.com - Apa bedanya beli topeng Spider-Man di toko mainan sama beli skin Great Inventor untuk hero Harley di Mobile Legends? Yap, keduanya sama-sama termasuk mainan, tapi topeng Spider-Man bisa kita pake, sementara skin Harley bentuknya virtual. Nggak bisa kita pegang, cuma dipake sama avatar kita di dunia video game itu.
Bagi yang nggak menggeluti online game, kebiasaan membeli barang-barang virtual (virtual items) itu aja udah aneh banget. Apa untungnya beli sesuatu yang cuma bisa dirasain di dunia game?, pikir mereka.
Tapi, bagi para gamers, main online gametanpa jajan items itu kayak jogging tapi nggak pake sepatu lari merk Nike. Bisa aja sih dilakuin, tapi nggak bikin keren.
Nah, sebagaimana di hobi lain, di hobi online game pun ada pemain yang jor-joran mengeluarkan uang. Di pergaulan para gamers, gamer yang foya-foya beli item itu kerap disebut gamer sultan. Gamer sultan ini termasuk kasta gamers yang selalu menyita perhatian sama kayak pro gamers. Skin atau item yang mereka pake selalu bikin iri. Bahkan nggak sedikit tuh para sultan yang hobi pamer-pamer koleksi item atau skins-nya.
Sultan mah bebassss
Demi Memperkuat Permainan
Kenalin nih, Rafli, cowok 18 tahun yang sekolah di bilangan Jakarta Utara, sekitaran Kelapa Gading, lah. Hai pertama kali kenal doi dari akun Instagramnya, @i_am_hound. Doi keliatan pro banget mainin hero Franco di Mobile Legends.
Setelah Hai kenalan dan ngobrol-ngobrol, jadi tahu deh kalo Rafli itu dermawan banget sama game keluaran Moonton ini. Doi udah abis puluhan juta!
Pertama kali kenal sama video game, Rafli masih duduk di bangku SD. “Pertama kali gue ngeluarin uang buat game itu adalah game Point Blank. Karena game itu bisa membeli senjata yang bagus atau sakit secara instan menggunakan uang. Bisa aja, sih, pakai poin (uang dalam game) tapi lama banget ngumpulinnya,” katanya ketika HAI ajak ngobrol.
“Bisa dibilang mencapai jutaan, tapi gue pastiin di bawah 5 juta,” jelas Rafli ketika menjelaskan berapa banyak uang yang telah ia keluarkan untuk game saat SD.
Rafli masih belum seberapa dibanding Dimas. Cowok yang sekarang kuliah semester 5 ini, kalo diitung-itung, udah ngabisin uang sampe ratusan juta, sob!
Dimas cerita ke Hai kalo dirinya udah ngeluarin uang untuk jajan game sejak kelas 1 SMA karena terpacu pengen punya karakter kuat di Rising Force Online.
“Itu semacam pay to win kalau mau cepet GG (good game/jago), lo harus beli itemjadi ke player yang lain (RMT = Real Money Trading). Gue sangat sering (ngeluarin uang) karena di RF Online harus menggunakan voucher untuk beli item tambahan yang hanya dapat dibeli di item mall,” cerita Dimas.
Sekarang ini Dimas juga nyambi jadi YouTuber yang fokus ke RF Online. Sampe tulisan ini dibuat, subscribers-nya udah 26 ribu, cuy.
“Kalau udah habis uang berapa, gue nggak bisa menghitung total pastinya, tapi dalam kurun waktu 2 tahunan, gue udah ngeluarin tiga digit (ratusan juta),” paparnya.
Tampil Keren Di Game Dengan Skin
Di sejumlah online game, setiap hero pasti punya pilihan skin (kostum). Sering juga tuh, muncul update kostum baru yang keren. Nah, mereka yang memakaikan skinpada hero yang dipake pasti bakal dianggap keren dan jago karena udah niat ngabisin uang demi beli skin itu.
Sejumlah gamersbanyak ngabisin uang demi mendongkrak penampilan hero jagoannya. Rafli aja udah ngabisin puluhan juta.
“Di Mobile Legends, gue sampe habis Rp 2 juta dalam waktu seminggu. Kalau ditotalin, sampai saat ini sudah habis Rp 20 juta, lah, buat Mobile Legends,” paparnya.
Kecanduan Rafli untuk jajan skinternyata terpengaruh video-video skins review dari para YouTuber kayak Jess no Limit, Michael Souw, dan Daylen. “Dari situ gue tertarik untuk beli skin, abis beli skin, eh muncul skin baru. Nggak terasa sekarang gue punya 100 skinlebih. Setiap skinharganya berbeda, dan yang paling mahal itu skinLegends, harganya sampai Rp 3 jutaan satunya,” ceritanya.
Skin Legends hero Saber di Mobile Legends

Skin Legends hero Saber di Mobile Legends

Untuk yang belum tau, skin di Mobile Legends itu paling murah harganya 269 diamonds atau senilai sekitar Rp 75.000, tapi banyak juga skinspesial yang harganya sampe 700-1000 diamonds atau setara Rp 250.000-300.000 diamonds.
Motif serupa juga Hai temuin di Fazza, cewek kuliah di Bandung yang udah terbiasa jajan untuk online game sejak SD. Sekarang ini dia lagi getol main Ragnarok Online versi mobile yang baru rilis November lalu. Baru sebulan main, Fazza ngabisin jutaan.
“Gue udah keluar uang itu Rp 1,7 jutaan, lah,” paparnya.
Semua ia lakukan untuk beli skindemi mempercantik karakternya dalam game.
“Sebenarnya, kalau dipikir-pikir, ngapain juga, sih, mending buat beli baju beneran atau barang yang ada. Tapi karena udah terbiasa dari SD, yang biasanya kita main karakternya lucu, kalau tiba-tiba polos, ya, aneh, aja. Nggak enak liatnya, bete gitu. Ada juga gengsi ke temen-temen yang main,” kata Fazza
Bisa Jajan Karena BisaNgasilin Uang Dari Game
Lo pasti bertanya-tanya, gimana caranya para gamerssultan ini dapet duit? Apa iya mereka duitnya ke orang tua? Hmm. Kalo Rafli sih, cerita, dia dapet duit itu dari hasil nabung uang jajan dari ortu. Selain itu, dia juga buka jasa joki untuk temen-temen di sekolahnya.
Kalo Dimas, ya udah bisa ditebak. “Penghasilan gue di YouTube plus endorsement bisa untuk mencukupi biaya hidup gue. Bisa dibilang, gue juga dapet uang dari main game dan gue ngabisin uang game juga untuk game sampai beli perlengkapan gaming gue,” katanya, “Udah cukup gue minta uang ‘jajan’ ke nyokap, gue harus berpenghasilan sendiri.”

Pernah suatu hari, satu video di kanalYouTube-nya Dimas mencapai penghasilan sampai 660 USD atau setara dengan Rp 10 juta. Itu baru satu video game, belum video yang lainnya.
Tapi Dimas punya misi nih. Suatu saat nanti, dia bakal mengurangi pengeluarannya buat game.
“Mengurangi mungkin iya, kalau gue udah punya tanggungan (keluarga), tapi untuk stop, sekarang gue belum bisa.”
Foya-foya di Online Game itu Wajar Nggak Sih?
Dari sisi psikologi, HAI udah ngobrol-ngobrol sama Roslina Verauli, psikolog anak, remaja, dan juga keluarga. Katanya, ada beberapa riset tentang perilaku anak-anak muda yang suka banget main game, tapi tujuannya sudah berbeda, bukan untuk sekedar mencari hiburan lagi, ada pencapaian-pencapaian tertentu di sana.
“Nah, kok bisa, sih, ada orang yang investasi sedemikian besar pada sesuatu yang kayaknya nggak punya nilai ekonomis? Padahal belanjanya pakai uang beneran, fiturnya juga kayaknya nggak real,” katanya. “Semakin besar waktu yang diluangkan untuk main game, semakin nyaman secara emosional terikat dengan game. Secara sosial, dia juga diterima di dunia online, maka semakin besar juga uang yang diinvestasikan ke dalam game.”
Infografis Gamer Sultan

Infografis Gamer Sultan

Tiga Faktor Utama Gamer Ngeluarin Uang demi Game
Menurut sebuah studi berjudul Spending Real Money: Purchasing Patterns of Virtual Goods in an Online Social Game, terdapat tiga faktor yang menyebabkan seseorang mau mengeluarkan uang banyak cuma untuk game saja. Pertama, social motivations, yang berarti motivasi sosial. Peneliti dalam studi tersebut menegaskan gamers mengeluarkan uang itu biar dia merasa diterima di dalam sebuah grup dan mencari orang yang hobinya sama seperti mereka.
Faktor kedua, social presence, atau keberadaan sosial di dalam lingkungan virtual (game). Gamer pasti punya keinginan untuk untuk dianggap keren oleh gamers lainnya. Ya bisa dibilang ini adalah bentuk panjat sosial di dunia game.
Terakhir, social influence, atau pengaruh sosial. Dalam kasusnya Rafli, yang mengaku banyak beli skin di Mobile Legends setelah nonton video-video YouTuber, tentu saja social influence terbukti menjadi faktor utama mengapa gamer nggak segan-segan mengeluarkan uang demi game.
Jangan Lupa, Online Game itu Industri, Bung!
Untuk bisa mainin online game emang kita nggak ngerasa mesti ngeluarin duit. Aplikasinya bisa diunduh gratis dari apps store, terus untuk mulai main pun nggak mesti masukin data kartu kredit. Tapi, setelah lama main baru deh kita dijejali godaan untuk beli-beli items yang ada di games itu. Ya wajar, sih, game yang kita mainin itu butuh modal gede untuk bikinnya dan para developer games bukan sedang beramal. Singkatnya, game itu industri dan para players itu adalah konsumen.
Bukan cuma Rafli, Dimas, dan Fazza aja yang udah termakan godaan untuk foya-foya di online game. Hai nemu data, nih, dari Forbes. Di games Fornite aja, ada 68% pemainnya yang udah ngeluarin uang untuk game tersebut. Dan masing-masing dari mereka senggaknya udah ngabisin uang senilai USD 84,67 atau setara dengan Rp 1,2 juta!
Terus, informasi yang HAI sadur di situs Statista, keuntungan yang didapatkan mobile game mencapai USD 34,8 triliun pada 2015. Setahun kemudian, mobile game menyumbang 34% dari total keuntungan game di pasar dunia. Pada 2020 mendatang, diperkirakan kesuksesan game mobile bisa mencapai USD 74,6 triliun!
Jadi, siapa nih yang lagi OTW jadi gamer sultan? Pastiin lo nggak cuma foya-foya ya, bro, tapi lo menguasai banget game itu, dan syukur-syukur bisa menghasilkan uang. Jangan mau kalah sama Jess No Limit yang udah punya Ferrari~

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x