Menurutnya, aplikasi BukuWarung akan sangat membantu para pelaku UMKM di Indonesia dalam menjalankan dan menumbuhkan bisnisnya.
Memahami karakter UMKM di Indonesia, BukuWarung menawarkan solusi yang praktis, mudah dan gratis dengan mengedepankan pengalaman penggunaan yang simpel. Solusi berupa aplikasi BukuWarung ini memiliki fitur utama pencatatan keuangan digital untuk membantu pelaku UMKM memantau dan mengevaluasi bisnisnya,” terang Adi Harlim lagi.
Baca Juga: Inilah Ranking Kecepatan 5 Operator Seluler Indonesia, Siapa Juaranya? Dari sttudi internal yang dilakukan BukuWarung, ternyata masih banyak pelaku UMKM bidang ritel (pedagang) yang masih kesusahan mengatur catatan keuangan bisnis mereka, sampai rata-rata menghabiskan hingga 8 jam per minggu untuk pengelolaan transaksi penjualan, pengeluaran dan kredit secara manual.
"Proses tersebut cenderung membosankan, wasting time sehingga acapkali diabaikan. Selain itu, pencatatan manual juga punya risiko kesalahan yang tinggi dan rawan hilang/rusak. Ini bisa bikin pelaku UMKM melewatkan pembayaran dari pelanggan, bahkan mengakibatkan gagal bayar hingga 12 persen," katanya berlanjut dalam diskusi virtual bertajuk 'Bongkar Kunci UMKM Siapkan Bisnis Pascapandemi!' pada Kamis ini.
Baca Juga: Paham Literasi Keuangan untuk Pemuda Melalui Global Money Week: Youth Talks - Earn Hard Plan Hard “Evaluasi, atau dalam istilah Jepang dikenal sebagai Kaizen, merupakan perbaikan secara berkesinambungan. Dalam lingkup bisnis, untuk bisa melakukan itu perlu adanya data yang diambil dari pencatatan keuangan. Inilah yang kerap diabaikan oleh para pelaku UMKM. Padahal, scale up sebuah bisnis tanpa landasan pencatatan keuangan yang disiplin, justru bisa berpotensi merugi,” ungkap Danu di acara yang sama.
Menurut pemilik usaha Radja Cendol, dengan membuat pencatatan keuangan yang teratur, pelaku UMKM dapat mengetahui secara jelas setiap transaksi yang terjadi, untung yang diperoleh, termasuk mengetahui apabila terjadi kerugian.
"Catatan itulah yang menjadi dasar pelaku UMKM untuk melakukan evaluasi dan mengambil langkah strategis untuk mengembangkan bisnisnya kita juga jadi tahu bisnis yang dijalankan itu sehat atau tidak, bisa nggak untuk dikembangkan? Kalo kita punya datanya itu yang akan memudahkan jalan bisnis kita,” beber Danu lagi.
Dia juga mengingatkan lagi, pelaku UMKM dapat mengembangkan bisnis mereka dan akan tidak sulit jalannya untuk mendapatkan akses pembiayaan, jika pengusaha punya laporan keuangan yang memperlihatkan keberlangsungan sebuah bisnisnya.
Ini semakin menegaskan peran penting pencatatan keuangan bagi pelaku UMKM.
Nah, menjawab kebutuhan-kebutuhan tersebut, BukuWarung menghadirkan solusi pencatatan keuangan usaha yang komplet; meliputi pembukuan transaksi usaha, serta pelaporan finansial berjangka (harian/mingguan/bulanan) - yang kemudian bisa digunakan untuk pengajuan permodalan.
Selain itu, aplikasi BukuWarung juga memiliki pencatatan pengelolaan utang dan dana pribadi, serta fitur pengingat jatuh tempo piutang, bahkan bisa menagihkannya kepada pelanggan secara otomatis.
Baca Juga: Mau Dagangan UMKM Kamu Laris, Intip 5 Cara Jadi Seller Tangguh bareng Lazada Keunggulan layanan BukuWarung telah diakui Henhen Mulyadi, pelaku UMKM asal Sukabumi dengan bisnis Kopi Santri-nya.
Selama satu setengah tahun terakhir, Henhen mengaku pengelolaan bisnisnya sangat terbantu oleh adanya aplikasi BukuWarung.
“Sebagai pengusaha, pencatatan segala aspek keuangan itu tidak boleh terlewatkan. Sebab, semua itu sangat berpengaruh pada kelancaran dan kelanjutan usaha.
"Dulu sewaktu masih mencatat manual, saya seringkali boncos. Setelah menggunakan pencatatan keuangan digital dari BukuWarung yang praktis, mudah dan gratis, keuangan usaha saya jadi lebih terpantau. Bisnis pun lebih menguntungkan,” ungkapnya.
Nggak cuma menghadirkan pencatatan keuangan digital, BukuWarung juga terus menguatkan inovasi teknologinya dengan menambahkan fitur-fitur baru seperti etalase online, pembayaran digital, hingga akses pembiayaan yang makin membuat pelaku udaha siap menghadapi bisnis digital.
Kelengkapan layanan tersebut memposisikan BukuWarung sebagai platform terdepan yang mendukung peningkatan kapabilitas UMKM Indonesia, termasuk menyiapkan para pelaku usaha untuk siap go digital. .
Baca Juga: Inovasi Industri Musik, Stadion Wembley Sediain Layanan Bahasa Isyarat untuk Setiap Live Konser Saat ini tercatat sudah lebih dari 6,5 juta pelaku UMKM yang tergabung dalam ekosistem BukuWarung yang berdiri sejak 2019. Para pelaku UMKM ini tersebar di lebih dari 500 kota/kabupaten berbagai kota, kabupaten hingga kecamatan di seluruh Indonesia. (*)