HAI-Online.com – Kalian tahu, nggak, sih, selama empat tahun berturut-turut Finlandia dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia?
Namun sebenernya apa aja sih yang membuat warga di negara tersebut merasalebih bahagia dibanding warga negara lainnya?
Nah, berdasarkan laporan tahunan yang disponsori PBB seperti dilansir dari BBC pada Sabtu (20/3/2021) para peneliti analitik Gallup meminta orang-orang di 149 negara untuk menilai kebahagiaan mereka sendiri.
Baca Juga: Ingin Abadi, Ilmuwan Rusia Punya Rencana Menghentikan Kematian Dengan 4 Cara Ini
Yang dinilai termasuk dukungan sosial, kebebasan pribadi, produk domestik bruto (PDB), dan tingkat korupsi.
"Anehnya, secara rata-rata, nggak ada penurunan kesejahteraan ketika diukur dengan evaluasi orang sendiri terhadap kehidupan mereka," kata John Helliwell, salah satu penulis laporan itu.
"Walau ada pandemi virus corona sekalipun."
"Sepertinya pandemi ini telah membuat orang menghasilkan rasa solidaritas dan perasaan sesama yang lebih besar."
Hasilnya seperti yang kita lihat sekarang, Finlandia menempati peringkat yang sangat tinggi.
Masyarakat Finlandia saling percaya, saling membantu melindungi kehidupan orang lain, dan mata pencaharian, khususnya selama pandemi Covid-19.
Negara Nordik berpenduduk 5,5 juta orang itu telah berhasil jauh lebih baik daripada mayoritas Eropa selama pandemi, dengan lebih dari 70.000 kasus dan 805 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins.
Setelah Finlandia, Denmark menjadi negara paling bahagia di dunia di tempat kedua, diikuti olehSwiss, Islandia, Belkalian, Norwedia, Swedia, Luksembur, Selandia Baru, dan Austria.
Sementara negara yang dianggap paling nggak bahagia di dunia adalah Afghanistan, diikuti oleh Lesotho, Botswana, Rwkalian, dan Zimbabwe.
Baca Juga: Hikikomori, 'Social Distancing' yang Tergolong Sebagai Penyakit
Punya sistem pendidikan terbaik di dunia
Selain sebagai negara paling bahagia di dunia selama empat tahun berturut-turut, Finlandia juga dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, jauh di atas Amerika Serikat (AS), apalagi Indonesia.
Terkait hal ini, satiris dan aktivis anti-perang AS Michael Moore tertarik mencari jawabannya.
Satu pertanyaan yang ia lontarkan waktu itu: “Apa yang telah mereka lakukan?
Moore tahu ke mana harus mencari jawabannya: yup, Menteri Pendidikan setempat.Dan apa jawaban Ibu Menteri Krista Kiuru terkait pertanyaan Moore tadi?
“Mereka nggak pernah diberi PR!”
Ibu Menteri kemudian melanjutkan, “Mereka harus menjadi anak-anak, menjadi remaja, untuk menikmati hidup.”
Setelah dari Menteri Pendidikan, Moore melanjutkan petualangannya ke sekolah-sekolah.
Baca Juga: Muncul Foto Aneh Kapal Melayang di Lepas Pantai, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Kepada salah seorang guru ia bertanya, berapa lama anak-anak menghabiskan waktunya mereka di sekolah?
“Tiga jam sehari, 20 jam dalam seminggu,” jawab guru tersebut.
Dan tiga jam itu nggak di seluruhnya di dalam kelas, justru kegiatan di luar kelas yang diperbanyak.
“Jika hanya PR, PR, dan PR, nggak ada waktu untuk belajar, dan itu nggak berguna untuk jangka panjang,” ujar Leena Liusvaara, salah seorang kepala sekolah di Finlandia.
Murid-murid di Finlandia memiliki masa pendidikan yang paling pendek dibanding negara-negara lain.Meski demikian, mereka lebih berprestasi dibanding murid-murid di belahan dunia lainnya.
“Kami mengajari mereka untuk bahagia, untuk menghargai orang lain dan dirinya sendiri,” ujar seorang guru matematika di negara yang terletak di wilayah Eropa Utara itu.
Terakhir, di Finlandia, profesi guru sangat terhormat. Mereka sejajar dengan profesi dokter dan pengacara.
Menjadi seorang guru di Finlandia merupakan pekerjaan yang sangat diidamkan.Selain karena gajinya yang tinggi (dua kali lipat dari guru di AS), persaingan menjadi guru juga sangat ketat.
Sebab di Finlandia, seorang guru pun harus bergelar master sekalipun untuk mengajar anak sekolah dasar.
Baca Juga: Peneliti Bereksperimen pada Tanaman Ganggang buat Kehidupan di Mars
Apakah mereka memang memiliki mutu yang lebih istimewa ketimbang guru-guru lain di dunia?
Kenyataannya, proses penyeleksian untuk menjadi guru di Finlandia nggak main-main ketatnya.Sebab penyeleksian ketat sudah dilakukan sejak seseorang ingin mengambil jurusan pendidikan guru di perguruan tinggi.
Banyak calon mahasiswa yang gagal masuk jurusan pendidikan ketika mendaftar di perguruan tinggi.Mereka kemudian harus belajar 5-6 tahun sebelum diizinkan mengajar secara profesional. (*)
Artikel ini pertama kali tayang diintisari.grid.id dengan judul "Enaknya Tinggal di Finlandia, Diklaim Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia, Waktu Belajar Hanya 3 Jam, Tidak Ada PR dan Ujian, Tapi Terbaik di Dunia"