Hai-Online.com -Lockdowndan pembatasan jarak fisik akibat virus corona memaksa banyak orang bertatap muka di ruang virtual. Layanan konferensi video pun mulai laris dan mengalami lonjakan pengguna selama masa pandemi virus corona.
Baca Juga: Melalui Gmaps, Google Buka Akses Layanan Kesehatan Secara Online - Masih Gratis
Salah satunya aplikasi Zoom sebagai layanan yang mengalami lonjakan pengguna dengan peningkatan 1.900 persen antara Desember dan Maret yang mencapai 200 juta pengguna setiap hari.
Namun, lonjakan pengguna juga disertai dengan banyaknya sorotan karena serangkaian masalah keamanan dan privasi.Teknologi enkripsi yang lemah sudah memunculkan fenomena "Zoombombing", ketika troll nggak diundang mendapatkan akses ke konferensi video.
Rekaman pertemuan juga muncul di server internet publik. Sejumlah negara pun mulai melarang penggunaan layanan konferensi video tersebut baik di instansi pemerintah maupun secara nasional.
Berikut daftar negara yang enggan pake aplikasi ini:
Baca Juga: Instagram Direct Message Versi Web Udah Bisa Dipake Mulai Saat IniAmerika SerikatSenator AS udah disaranin untuk nggak pake platform konferensi video tersebut dan cari metode alternatif untuk pekerjaan jarak jauh.
Adanya masalah keamanan itu juga memicu kemarahan di antara beberapa senator. Senat Demokrat pun meminta Richard Blumenthal meminta Komisi Perdagangan Federal (FTC) untuk menyelidiki perusahaan itu.
"Ketika Zoom tertanam dalam kehidupan sehari-hari orang Amerika, kami sangat membutuhkan penyelidikan penuh dan transparan tentang privasi atau keamanannya," kata Blumenthal melalui akun Twitter-nya, dilansir dari Business Insider.Perusahaan SpaceX milik Elon Musk juga melarang karyawannya untuk menggunakan Zoom. Meski demikian, sejumlah instansi pemerintah masih mengizinkan stafnya untuk pake layanan tersebut dengan berbagai alasan.
Baca Juga: Bisa Kerja di Rumah Aja, Profesi Data Scientist Masih Berkembang di Era DigitalTaiwan
Taiwan udah melarang semua penggunaan resmi Zoom dan menjadikannya sebagai pemerintah pertama yang memberlakukan larangan tersebut.
Menurut keterangan kabinet, instansi pemerintah harus menghindari penggunaan layanan itu karena memiliki kelemahan keamanan, dilansir dari Bloomberg. Zoom disebut mengalihkan datanya melalui server China dan menggunakan pengembang di sana.
Setiap data resmi yang disalurkan melalui China menimbulkan risiko besar bagi Taiwan. Pasalnya, kedua negara ini tengah berseteru mengenai status Taiwan.
"Berdasarkan laporan media dan temuan kami sendiri, kami telah menyimpulkan bahwa perangkat lunak Zoom memiliki kelemahan kritis dan masalah keamanan dan perlindungan data yang serius," tulis sebuah memo.
Tetapi karena layanan ini digunakan secara luas di antara mitra internasional kementerian, memo itu mengatakan saat ini nggak mungkin untuk melarang penggunaannya sepenuhnya.
Baca Juga: Penemuan Baru, Test COVID-19 Cuma Pake Suara Dikirim Lewat Telepon!Singapura
Singapura menghentikan penggunaan Zoom untuk para pengajar setelah insiden sangat serius terjadi pada minggu pertama Lockdown disana. Insiden tersebut melibatkan gambar tak senonoh di layar dan muncul seorang pria aneh mengeluarkan kata yang nggak pantas selama streaming pelajaran geografi.
"Ini adalah insiden yang sangat serius. Kementerian Pendidikan (MOE) saat ini sedang menyelidiki kedua pelanggaran dan akan mengajukan laporan polisi jika diperlukan," kata Aaron Loh, divisi teknologi Kementerian Pendidikan, pekan lalu
"Sebagai tindakan pencegahan, guru kami akan menangguhkan penggunaan Zoom mereka sampai masalah keamanan ini diselesaikan," sambungnya.
Aaron Loh juga mengatakan bahwa kementerian akan memberi saran lebih lanjut kepada para guru tentang protokol keamanan.
Nah selanjutnya, gimana untuk Indonesia sendiri ya guys? padahal aplikasi ini lagi marak-maraknya dipake sama kita semua untuk kebutuhan meeting kerjaan atau ujian sekolah lewat zoom.
Kalo udah gini, apakah kamu masih pakai? (*)Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "AS, Taiwan, Jerman, dan Singapura Larang Penggunaan Aplikasi Zoom, Apa Alasannya?"