Follow Us

Salut, Ini Dia 4 Remaja yang Sukses Bikin Penemuan Pengubah Dunia!

None - Rabu, 17 Oktober 2018 | 18:00
Hannah Herbst
Adolescent.net

Hannah Herbst

HAI-ONLINE.COM - Remaja sering dianggap terlalu muda untuk minum minuman keras, menyetir, atau bahkan pake Grab.

Namun, siapa sangka banyak dari remaja dunia yang berprestasi.Bahkan, di antara mereka, beberapa telah mendaftarkan hak cipta.Sejauh ini, remaja dikenal memiliki perubahan emosi yang cepat, kecanduan media sosial, dan pilihan mode yang dipertanyakan. Namun sejumlah remaja mematahkan anggapan tersebut.Sebuah generasi baru yang mampu memecahkan masalah kekinian dengan teknologi terobosan yang ambisius.Jadi kalo kamu belum merasa sebagai orang yang kurang berprestasi, inilah daftar pendek empat remaja luar biasa yang membentuk kembali dunia tempat kita tinggal.

Baca Juga : Penakut Dilarang Baca! Ini 3 Game Horor Terseram di Smartphone

1. Keiana Cavé, 18 tahun, New Orleans

Cavé mencuri perhatian dengan gagasannya tentang tumpahan minyak di Deepwater Horizon, Meksiko pada 2010. Itu adalah tumpahan minyak maritim terbesar dalam sejarah manusia.Minyak yang tumpah mencakup 4,9 juta barel (210 juta galon, atau 780.000 meter kubik) di salah satu perairan yang penting di planet ini.Akibatnya, jumlah bayi lumba-lumba yang sekarat enam kali lebih besar dibandingkan angka biasanya. Sementara itu, para nelayan dan ilmuwan melaporkan "angka yang menggelisahkan" dari hewan laut yang cacat termasuk udang tanpa mata dan rongga mata serta ikan dengan luka dan nanah.Melihat semua pemberitaan di televisi, Cavé dengan cepat merasa bahwa pasti ada kerusakan lingkungan yang tersembunyi. Dia lalu memusatkan perhatian untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi.Pada usianya yang baru menginjak 15 tahun saat itu, Cave mulai mempelajari apa yang akan terjadi dengan minyak ketika dibiarkan mengambang di permukaan laut. Dia menemukan bahwa ketika minyak mentah terkena sinar ultraviolet dari matahari, minyak akan bereaksi membentuk bahan kimia yang karsinogenik.Penelitiannya ini kemudian ditulis dalam dua makalah saintis dan dua paten, untuk metode kimia pendeteksi karsinogen.Cave juga meluncurkan sebuah perusahaan rintisan bernama Mare, yang berupaya menyebarkan pendeteksi sehingga nggak merusak. Risetnya baru saja menerima pendanaan sebesar US$1,2 juta atau Rp16,5 miliar.

2. Rifath Shaarook, 18 tahun, India

Ketika Shaarook masih kanak-kanak, dia menghabiskan beberapa jam menatap angkasa melalui lensa teleskop dengan ayahnya. Sayangnya, Mohamed Farook, ayah Shaarook sekaligus profesor lokal dan ilmuwan itu meninggal ketika anaknya masih duduk di sekolah dasar.Meski tanpa pendampingan sang ayah, tapi minat Shaarook terhadap ruang angkasa masih terus berkembang. Sebagai remaja dia bergabung dengan Space Kidz India, sebuah organisasi yang berdedikasi untuk mendidik anak-anak muda yang punya renjana (passion) pada teknologi.Dia membentuk tim yang terdiri dari enam orang dan mendedikasikan waktu selama empat tahun ke depan untuk membuat sebuah satelit, dengan bimbingan pendiri dan direktur organisasi.Setiap malam, remaja-remaja ini akan mendiskusikan rencana mereka melalui panggilan video, seringkali sampai 04.30 pagi. Akhirnya mereka membuat KalamSat, satelit teringan di dunia.Dengan bobot hanya 64 gram, berat satelit itu hampir sama dengan baterai besar. Pada dasarnya satelit itu berwujud kubus berukuran 3,8 sentimeter yang terbuat dari plastik cetakan 3D, diperkuat dengan serat karbon.Satelit itu berisi beberapa sensor yang berbeda, termasuk untuk mengukur temperatur, daya magnet, ketinggian, dan setiap tekanan pada struktur ketika meluncur ke luar angkasa.KalamSat juga memiliki sumber tenaga sendiri dan sebuah komputer kecil, untuk menghidupkan seluruh sensor di momen yang tepat dan menyimpan data-data.Shaarook berencana meluncurkan KalamSat menuju sub-orbit, untuk menguji kemampuan plastik yang diperkuat dalam gravitasi mikro. Material ringan yang dapat menahan tekanan perjalanan ruang angkasa sangat berguna, karena harganya hanya sekitar Rp 137,7 juta untuk meluncurkan bahan seberat 450 gram ke luar angkasa.Setelah mencapai tujuannya, satelit itu hanya membutuhkan 12 menit untuk mengumpulkan data, sebelum kembali ke Bumi dan mendarat di lautan.Pada 22 Juni 2017, peralatan itu berhasil diluncurkan di fasilitas Badan Antariksa AS (NASA) di Pulau Wallop di Virginia - tempat yang namanya diambil dari nama, ilmuwan terkenal dan mantan presiden APJ Abdul Kalam, yang pernah datang berkunjung setengah abad sebelumnya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest