Follow Us

Liga Kompas Kacang Garuda U-14 - Satu Kesalahan Kecil yang Berakibat Fatal

Bayu Galih Permana - Jumat, 08 Februari 2019 | 10:00
Pemain SSB Villa 2000 Muhammad Kaka (kiri) berebut bola dengan pemain SSB Pelita Jaya Richo Reyvaldy Hasyim (kanan) dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (3/2/2019). SSB Pelita Jaya mengalahkan SSB Villa 2000 dengan skor 1-0.    KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)  03-02-2019
Kompas Nasional

Pemain SSB Villa 2000 Muhammad Kaka (kiri) berebut bola dengan pemain SSB Pelita Jaya Richo Reyvaldy Hasyim (kanan) dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (3/2/2019). SSB Pelita Jaya mengalahkan SSB Villa 2000 dengan skor 1-0. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON) 03-02-2019

HAI-Online.com - Dalam sepak bola, konsentrasi penuh adalah komponen utama permainan, karena sekali saja lengah, itu bisa berdampak fatal bagi tim. Hal itu dialami oleh sejumlah tim papan atas pada laga pekan ke-23 Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (3/2/2019).

Tim-tim peringkat atas memetik hasil mengecewakan akibat pemain hilang konsentrasi. Target kemenangan atas tim yang memiliki peringkat di bawah mereka pun menjadi hasil imbang hingga kalah.

Peringkat tim memang kadang menjadi jebakan psikologis bagi para pemain muda. Padahal, peringkat bukanlah jaminan kemenangan dan pertandingan tetap perlu dimainkan dengan motivasi dan konsentrasi tinggi demi meraih kemenangan.

Kondisi itu dialami oleh para pemain Sekolah Sepak Bola (SSB) Benteng Muda IFA (6) saat melawan SSB Kabomania (11). Menguasai permainan sejak awal laga, pada menit ke-48, lini pertahanan Benteng Muda IFA lengah.

Baca Juga : El Clasico Berakhir Imbang, Real Madrid Bikin Lionel Messi Mandul untuk Pertama Kalinya di 2019

Kabomania yang mendapat sepak pojok bisa memaksimalkan peluang lewat tandukan bek Adi Nugroho yang menembus gawang kiper kedua Benteng Muda IFA, Muhammad Felix Fauzi. Selain para pemain belakang Benteng Muda IFA yang nggak mengantisipasi arah bola, kiper Fauzi juga nggak siap memotong bola lambung tersebut.

Setelah gol itu, Benteng Muda IFA cenderung terburu-buru saat menyerang sedangkan pihak lawan mampu bertahan dengan disiplin dan mempertahankan keunggulan. Benteng Muda IFA pun menerima kekalahan ketujuh pada musim ini dan gagal memperbesar peluang menembus posisi empat besar klasemen.

”Beginilah sepak bola. Sekali saja kita lengah dan membuat kesalahan, musuh akan langsung menghukum kita. Saya akui ini memang kecerobohan tim saya,” kata Pelatih Benteng Muda IFA Frido Yuanto.

Situasi hampir serupa dialami tim peringkat ketujuh, Matador Mekarsari, saat menghadapi tim peringkat kesembilan, Siaga Pratama. Pada laga itu, Matador kalah 1-2. Mereka kalah setelah kebobolan gol di lima menit sebelum laga usai.

”Ini selalu jadi masalah tim saya. Mereka selalu kehilangan fokus di lima menit akhir laga. Pada beberapa pertandingan, hal itu mungkin nggak seberapa berpengaruh karena tim sudah unggul jauh, tetapi kali ini hasilnya fatal. Kelengahan itu membuat kami kalah,” ujar Pelatih Matador Mekarsari Mika Swasdika.

Source : Kompas.com

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest