Follow Us

10 Fakta Janggal Tewasnya Taruna ATKP Makassar Aldama Putra Karena Dianiaya Senior

Al Sobry - Kamis, 07 Februari 2019 | 10:13
Taruna ATKP Makassar Aldama Putra (Korban Wafat/Kiri), Tersangka Rusdi (21/Senior).

Taruna ATKP Makassar Aldama Putra (Korban Wafat/Kiri), Tersangka Rusdi (21/Senior).

HAI-Online.com – Tewasnya seorang taruna angkatan pertama Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Aldama Putra Pangkolan (19) menjadi perhatian banyak pihak.

Aldama yang merupakan warga Kompleks TNI AU Lanud Sultan Hasanuddin Maros itu, diduga dikeroyok oleh seniornya di dalam kampus hingga babak belur dan tewas.

Polrestabes Makassar, kemarin telah menetapkan satu orang tersangka atas kasus penganiayaan yang menimpa Aldama.

Baca Juga : Gara-Gara Helm, Taruna ATKP Aldama Putra Pangkolan Tewas di Tangan Senior

Sementara pihak keluarga curiga dengan pernyataan kampus yang menyebut taruna tingkat pertama itu tewas karena jatuh di kamar mandi pada Minggu (03/02) malam, berikut sejumlah fakta yang terkumpul atas janggalnya kasus Aldama tersebut.

  1. Aldama Dituding Nggak Disiplin
Pernyataan Kombes Pol Dwi Ariwibowo atas kasus meninggalnya Aldama lantaran diduga telah dianiaya oleh seniornya, pertama kali muncul karena alasan korban nggak disiplin.

Perkara yang dirujuk adalah soal helm yang menjadi alasan Aldama melakukan pelanggaran disiplin.

Menurut pengakuan seniornya, Aldama masuk kampus tanpa memakai helm pada Minggu malam lalu, makanya ia dibawa ke ruangan khusus.

Masuk Kampus harus pakai helm (ilustrasi)

Masuk Kampus harus pakai helm (ilustrasi)

“Korban masuk ke dalam kampus dengan mengendarai motor dan tidak menggunakan helm usai izin bermalam di luar dan waktu itu dilihat senior-seniornya,” kata Dwi Ariwibowo kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Selasa (5/2/2019) kemarin.

  1. Aldama tersungkur di hadapan seniornya
Dengan alasan pelanggaran itu, Aldama harus berhadapan dengan seniornya untuk memepertanggungjawabkan ketidakdisiplinannya.

Ironisnya, di depan senior Aldama disuruh membungkuk hingga kepalanya tersungkur menyentuh lantai sebagai tumpuan.

Kemudian, senior tersebut melakukan pemukulan ke dada korban bertubi-tubi hingga pingsan.

  1. Diberi Nafas Buatan dan Minyak Kayu Putih
Saat pingsan tersebut, seniornya sempat panik dan melakukan pertolongan pertama.

“Memberikan nafas buatan dan minyak katu putih,” terang Kombes Pol Dwi Ariwibowo lagi menyebut korban tidak tewas di tempat.

Pasalnya, Aldama sempat dibawa ke Poliklinik hingga Rumah Sakit Sayang Rakyat di Makassar.

  1. Kejanggalan pertama: Keluarga mengaku Aldama Pakai Helm
Sementara itu, mengetahui alasan pihak senior tentang pemukulan Aldama karena tidak pakai helm saat pulang dari Izin Bermalam Luar (IBL), keluarganya meradang.

Paman korban, Samna, menuding senior Aldama bohong dan fitnah.

Menurut pengakuan tersangka, Aldama dipukul karena melanggar kedisiplinan berupa tidak pakai helm saat masuk kampus.

“Yang antar bapaknya sendiri dan saat itu dari rumah lengkap dengan helm karena jarak dari rumah ke kampus sangat jauh,” katanya kepada pihak kepolisian setempat.

  1. Kejanggalan Kedua: Kampus Mengaku Aldama Jatuh di Kamar Mandi
Keterangan berbeda soal penyebab kematian Aldama Putra Pangkolan disampaikan Pelda Daniel, ayah korban.

Kampus ATKP Makassar

Kampus ATKP Makassar

Menurut Pelda Daniel, pihak kampus ATKP mengatakan, Aldama Putra Pangkolan menghembus nafas terakhir setelah terjatuh dari kamar mandi, berdasarkan keterangan pihak ATKP Makassar.

"Saya ditelpon malam-malam oleh pengasuh anak saya di ATKP, katanya bisa merapat ke RS Sayang Rakyat soalnya anak saya (Aldama Putra Pangkolan) katanya jatuh. Jadi, awalnya perkiraan saya hanya luka atau patah saja,” ucapnya.

  1. Aldama Sudah Tewas di Rumah Sakit
Pembicaraan di telpon berlanjut, pihak pengasuh mengabarkan bahwa Aldama Putra Pangkolan telah berpulang. Untuk itu, ayah korban diharapkan segera menengok anaknya.

“Pas saya tiba (di RS Sayang Rakyat), saya disambut pelukan dan berkata, 'Bapak yang sabar ya. Kami sudah berusaha, tapi apa daya.' Di situlah saya langsung seperti tidak bisa berkata-kata lagi karena di pikiran saya anak saya sudah meninggal," tutur Pelda Daniel.

“Saya buka kainnya, saya lihat awajahnya banyak luka-lukanya di kepalanya, di pelipis dan di bawah matanya," ujar Pelda Daniel.

Dari temuan fakta di lapangan, Pelda Daniel menduga adanya penganiayaan yang menewaskan putranya tersebut.

  1. Pengumuman Menteri Perhubungan RI, Aldama Tewas Dianiaya Senior
Terbukti, menyususl setelah mayat Aldama dipulangkan, keterangan yang disampaikan menteri perhubungan RI, justeru menyebut tewasnya Aldama karena dugaan ulah seniornya.

"#KawulaModa, duka mendalam dan belasungkawa atas meninggalnya Aldama Putra Pongkala (19 tahun), taruna Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan Makasar pada Minggu, 3 Januari 2019 yang diduga akibat tindakan kekerasan oleh seniornya."

Demikian keterangan Kementerian Perhubungan melalui akunnya pada Instagram @kemenhub151.

  1. Satu Orang Tersangka
Tribun Makassar bahkan menyebut dengan lugas, Aldama tewas di tangan seniornya yang bernama Muhammad Rusdi.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Dwi Ariwibowo, telah menetapkan satu orang tersangka, yakni Muhammad Rusdi alias Rusdi (21) yang merupakan senior Aldama di kampusnya.

barang bukti penganiayaan Aldama

barang bukti penganiayaan Aldama

Muhammad Rusdi ditetapkan berdasarkan laporan polisi LP /91/II/2019/Restabes Makassar/ Sek Biringkanaya, pada 4 Februari 2019 setelah melakukan penyelidikan.

Rusdi dijerat polisi dengan pasal 338 KUHP dan atau 351 ayat (3) KUHPidana ancaman hukuman 7 tahun dan maksimal 15 tahun penjara.

  1. Polisi Mencari Tersangka Lain
Polisi sudah memeriksa 20 orang saksi dan sejumlah rekaman CCTV dalam kampus ATKP, kemudian mengamankan tersangka, Muhammad Rusdi (21).

Menurut Kapolrestabes, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

Tidak menutup kemungkinan, jumlah tersangka bakal bertambah, apalagi ada persekongkolan pihak kampus yang mengaku korban tewas karena kecelakaan dan bukan ulah senioritas.

  1. Tidak Terima Kasus Aldama Ditutupi
"Jadi informasi-informasi ini seolah (kampus) menutupi mereka punya ini, jadi saya berharap kalau bisa jangan seperti ini, berbohong menutupi kasus ini, makanya saya tidak percaya anak saya jatuh di kamar mandi," kata Pelda Daniel lagi belum ikhlas kasus anaknya disembunyikan.

Sebelumnya, bukan karena terjatuh di kamar mandi, pengakuan dari pihak kementrian perhubungan RI menyebut Aldama putra (19) meninggal karena dugaan ulah senior.

aruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Aldama Putra Pangkolan (19) tewas dengan tubuh penuh lebam pada Minggu (3/2/2019) lalu.

Awalnya, pihak kampus ATKP bilang kalau korban yang merupakan taruna tingkat pertama itu tewas karena jatuh di kamar mandi, namun keterangan yang disampaikan menteri perhubungan RI, Aldama justeru tewas karena dugaan ulah seniornya.

"#KawulaModa, duka mendalam dan belasungkawa atas meninggalnya Aldama Putra Pongkala (19 tahun), taruna Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan Makasar pada Minggu, 3 Januari 2019 yang diduga akibat tindakan kekerasan oleh seniornya."

Baca Juga : Duh Gue Jadi Korban Bully Senior, Apa yang Harus Gue Lakuin?

Demikian keterangan Kementerian Perhubungan melalui akunnya pada Instagram @kemenhub151.

Tribun makassar bahkan menyebut dengan lugas, Aldama tewas di tangan seniornya yang bernama Muhammad Rusdy.

Diduga hanya gara-gara helm, Muhammad Rusdy (21) tega menganiaya hingga mengakibatkan juniornya, Aldama Putra Pangkolan (19) tewas.

Kasus penaniayaan yang mengakibatkan Aldama Putra Pangkolan, taruna di Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan atau ATKP Makassar meninggal, terjadi pada Minggu (3/2/2019).

Jenazah Aldama Putra Pangkolan telah dimakamkan. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest