HAI-online.com - Kalau udah ngerjain tugas yang besar, pasti dosen atau guru kita pengin hasil yang maksimal. Ada kesalahan apapun, dosen minta kita untuk revisi.
Nah, nggak sedikit nih mahasiswa yang terlalu sering dapet revisi sampe-sampe dia jengah dan motivasi untuk nyelesein soal pun menurun.
Menurut Bradley Busch, seorang psikolog, hal tersebut bisa saja terjadi karena kita yang menggunakan cara yang salah dalam merevisi.
"Kamu melakukan banyak cara, tapi tidak dengan arahan yang benar," katanya dikutip Guardian.
Jadi, gimana sih cara yang bener? Simak nih:
Baca ulang dan tandai catatan
Biar bisa mengerjakan tugas dengan baik dan benar, lo mesti memahami banget materinya. Nah, dalam psikologi pembelajaran ada yang namanya retrieval practice. Cara ini bikin otak lo dengan mudah menemukan jawaban.
"Untuk mempelajari sesuatu, lo mesti mentransfer informasi dari memori yang berjalan (working memory) menjadi memori jangka panjang, tempat kamu bisa menyimpan ingatan dan memanggilnya di kemudian," kata David Cox, seorang neuroscientis sekaligus jurnalis. "Membuat sesuatu jadi memori jangka panjang itu nggak gampang"
Mengerjakan di waktu yang mepet.
Kita seringkali meremehkan waktu dengan nganggep kalau ngerjain tugas itu bisa dilakukan nanti saja kalau sudah deket-deket deadline Padahal, materi yang mesti kita kuasai itu banyak banget.
Karena itu, menghapal di waktu yang mepet sangat nggak disarankan. "Informasi yang kamu kumpulkan buru-buru, akan dengan mudah hilang dengan cepat juga," kata Busch.
Sebagai solusinya, kamu mesti mencicil revsinya. Sedikit demi sedikit. Punya jeda waktu untuk meninggalkan tugas yang udah kamu cicil juga bagus loh. Bikin lo jadi mikir-mikirin hal apa yang mesti ditambahin atau dikurangin. "(Teknik) ini akan membuatmu memikrikan lebih dalam masalah dan strategi yang kamu susun," papar Busch.