HAI-online.com - Peran anak muda dalam politik dan pemerintahan kini kian terlihat. Bukti nyatanya, banyak anak muda yang terjun menjadi aktivis partai politik dan bahkan, beberapa negara mempercayakan jabatan penting kepada mereka yang umurnya jauh di bawah menteri kebanyakan.
Beberapa tahun lalu, dunia akan terpukau dengan pengangkatan menteri yang umurnya tak lebih dari 35 tahun. Aida Hadzialic, pada Oktober 2014 terpilih menjadi Menteri Sekolah Menengah Atas, Pendidikan Dewasa dan Pelatihan di Swedia saat umurnya 30 tahun. Di umur yang sama, Simon Harris juga diangkat menjadi Menteri Kesehatan di Irlandia.
Sekarang ini, predikat menteri termuda dipegang oleh mereka yang umurnya tak lebih dari 25 tahun, lho. Setidaknya sudah ada dua. Kenalan, yuk!
Syed Saddiq (25 Tahun), Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia
Pemerintah Malaysia baru saja melantik 13 menteri jajaran kabinet Perdana Menteri Mahathir Mohadan pada Senin (2/7) kemarin. Yang kerennya adalah salah satu menterinya baru berusia 25 tahun, sob. Dia adalah Syed Saddiq Syed Abdul Rahman.
Saddiq yang baru akan berulang tahun ke-26 pada Desember besok, dilantik menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia.
Sebelumnya, Saddiq memang sudah aktif di dunia politik. Ia tergabung di Partai Pribumi Bersatu Malaysia, partai yang didirikan oleh Mahatir Mohamad, sebagai pemimpin divisi kepemudaannya. Saddiq adalah orang penting bagi Mahathir dalam pembangunan kaum muda.
Saking totalitasnya dalam berpolitik, Saddiq bahkan pernah menolak beasiswa dari Ozford University, lho, demi fokus berkompetisi mendapatkan kursi parlemen di Muar, negara bagian Johor.
Terpilihnya Saddiq sekaligus membuatnya jadi menteri termuda sepanjang sejarah Malaysia. Sebelumnya, predikat ini dimiliki oleh Khairy Jamaluddin. Saat dipilih menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga di pemerintahan PM Najib Razak, 2013 lalu, ia berumur 37 tahun.
BACA JUGA:5 Pesepakbola Termuda dalam Sejarah yang Pernah Tampil di Piala Dunia
Shamma Bint Suhail Faris Al Mazrui (22 tahun), Menteri Urusan Pemuda Uni Emirat Arab
Terpilihnya Shamma menjadi menteri pada Februari 2016 sampai dicatat di Guinnes Book of World Records 2018.