Follow Us

Bahaya, Kesepian Ternyata Musuh Utama Kesehatan Mental Milenial

- Minggu, 10 Juni 2018 | 15:15
Bahaya, Kesepian Ternyata Musuh Utama Kesehatan Mental Milenial

HAI-ONLINE.COM - Kesepian nggak bisa lagi dianggap sebagai masalah remeh, terutama bagi generasi milenial. Sebuah studi baru-baru ini menyebut, kesepian bisa jadi pemicu kemunduran hidup para milenial. Milenial yang kesepian cenderung akan memiliki masalah kesehatan mental, kehilangan pekerjaan serta merasa pesimis terhadap kemampuan mereka sendiri. Ini berlaku tanpa memandang jenis kelamin maupun tingkat sosial ekonomi. Dampak kesehatan dari kesepian juga telah dicermati oleh tim peneliti. Studi menunjukkan bahwa orang yang kesepian, ada kemungkinan 50 persen meninggal sebelum waktunya. Dengan begitu, kesepian sama berbahayanya dengan efek merokok 15 batang sehari, serta sama berbahaya dengan obesitas. Itu mengapa peneliti mengganggap serius kesepian sebagai penanda potensial adanya masalah lain. “Kalo seseorang mengungkapkan kepada teman-teman atau keluarga mereka, ketika merasa kesepian, itu bisa jadi pertanda bahwa mereka berjuang dalam kehidupan mereka," kata Dr Timothy Matthews, peneliti dari King's College London dikutip dari The Guardian, Selasa (24/04/2018).

Cek: 5 Artis Dunia yang Tewas Karena Bunuh Diri Setahun Belakangan

Diskusi mengenai kesepian selama ini sebagian besar hanya berfokus terhadap orang tua. Tetapi nyatanya, studi terbaru di Inggris ini menemukan bahwa orang muda yang berusia 16-24 tahun justru lebih sering merasa kesepian daripada kelompok usia dewasa lainnya.

Penelitian terbaru, yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Medicine, ini meneliti berbagai tahap kehidupan anak kembar dengan jenis kelamin sama yang lahir antara tahun 1994-1995. Penelitian melibatkan 2.066 partisipan yang telah mencapai usia 18 tahun. Para peserta ditanya apakah mereka sering, kadang-kadang, atau nggak pernah mengalami kesepian. Peneliti juga menanyakan mengenai faktor-faktor termasuk kesehatan mental mereka, kesehatan fisik, tingkat kepuasan hidup serta hubungan dengan teknologi. Termasuk melihat lingkungan keluarga partisipan dan mengumpulkan beberapa data dari tahun-tahun sebelumnya. "Apa yang kami ingin lakukan adalah sebuah studi yang memberikan gambaran mengenai kehidupan orang-orang muda yang menderita kesepian," papar Matthews. Hasilnya mengungkapkan kalo 7 persen dari peserta mengatakan mereka sering memiliki perasaan kesepian. Sementara 23-31persen dari peserta mengatakan mereka mengalami perasaan ditinggalkan, sendirian, terisolasi atau kurang memiliki persahabatan dalama kurun waktu tertentu. Hasil ini didapat tanpa memandang gender atau status sosial ekonomi. Setelah dianalisis kembali, dengan mempertimbangkan gender serta status sosial ekonomi, peneliti menemukan peningkatakan skala kesepian akan membuat dorongan dua kali lipat terjadinya depresi, kecemasan atau bunuh diri serta mendorong kemungkinan terjadinya peningkatan pengangguran.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagi Milenial, Kesepian Picu Masalah Kesehatan Mental".

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest