Follow Us

Cowok, Jangan Keras Terhadap Pacarmu! Sudah Banyak Cewek Menderita Karena Kekerasan Dalam Pacaran

Rizki Ramadan - Jumat, 20 April 2018 | 12:45
Kayak Orang Pacaran tapi Sebenarnya Digantung Gebetan!
Rizki Ramadan

Kayak Orang Pacaran tapi Sebenarnya Digantung Gebetan!

HAI-online.com - Menjalin kasih alias pacaran waktu sekolah dan kuliah mungkin bisa jadi salah satu masa paling indah dalam hidup. Mulai dari proses PDKT, diterima, terus jadian deh. Biasanya jadi makin lebih semangat ke sekolah buat ketemu si dia, atau makin rajin belajar biar terlihat pintar. Tapi, pacaran juga bisa membawa hal lain yang menjurus ke arah negatif. Nggak jarang kekerasan dalam masa pacaran itu terjadi, mulai dari pemaksaan minta foto syur, kekerasan fisik saat bertengkar, sampai menghalangi interaksi sosial lo dengan lingkungan sekitar.

Kekerasan dalam pacaran sendiri menurut Nike Nadia, founder komunitas Help Nona memiliki dua kata kunci utama, yaitu adanya kontrol dan kekuasaan. Kalau salah satu pihak dalam hubungan sudah nggak nyaman dalam suatu hal atau lebih, baik yang disampaikan atau ditutup-tutupi itu termasuk kekerasan dalam pacaran loh!

“Kekerasan dalam pacaran karena adanya ketimpangan, ada yang mengontrol dan dikontrol, ada suara yang nggak didengar oleh salah satu pihak,” ucap Nike dalam diskusi “Kekerasan dalam Pacaran” di Jakarta.

Nggak selamanya kekerasan dalam pacaran itu terlihat. Mungkin selama ini lo nggak sadar mengalaminya, bahkan jadi pelaku. Uli, salah satu pengacara di LBH APIK kasih tahu bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran, yaitu fisik, psikis, sosial, ekonomi, dan seksual.

Btw, jangan salah, korban kekerasan pacaran itu bisa pihak cowok atau cewek. Namun, memang dominan dialami cewek lantaran bisa mengalami penindasan dari beragam lini. Kalau cowok kebanyakan disinyalir mendapat kekerasan dalam psikis. Si pelaku kekerasan juga mungkin dulunya menjadi korban kekerasan.

Ketika sudah terjadi kekerasan dalam pacaran, maka kedua pihak yang terlibat akan mengalami cycle of abuse. Menurut Nike, lingkaran itu bermula dari adanya fase ketegangan (mulai dari perbedaan pendapat dan hal sederhana lain), lalu fase kekerasan, fase permohonan maaf, dan fase bulan madu. Setelah mengalami cycle of abuse sekali, nggak jarang kalau hubungan masih terus berjalan akan terjadi kekerasan yang lebih parah dan cepat terjadi.

Ternyata untuk keluar dari hubungan yang penuh hal negatif itu nggak gampang. Banyak faktor yang memengaruhi dari keputusan tersebut. Contohnya menurut Uli karena adanya ketergantungan dengan pasangan dari berbagai lini, ancaman pelaku, dan nggak adanya dukungan dari lingkungan sekitar.

Diming-imingi akan disebar foto atau video syur yang tanpa izin direkam pacar bisa dalih hubungan susah berakhir. Selain itu juga menurut Nike karena adanya beban tanggung jawab untuk merubah seseorang, dalam hal ini pacar. Padahal itu bukan tanggung jawab kita.

Keith, dari Jakarta Feminist juga menambahkan faktor kalau kita yang takut dan malu untuk mulai bicara dengan orang tua, teman, atau orang yang kita percaya kalau telah mengalami kekerasan. Takut pacar menjadi lebih marah dan meledak juga menjadi momok yang menakutkan untuk bilang “putus”.

Angkanya Tinggi Banget!

Lo tahu nggak sih, kalau ternyata angka kekerasan dalam pacaran itu tinggi? Cewek pun masih rentan jadi korban kekerasan tersebut. Data dari Catatan Tahunan 2017 Komnas Perempuan menyebutkan, selama 2016 ada 259.150 kekerasan terhadap perempuan. Dalam angka itu, 2.171 kasus ranah personal di antaranya terjadi di kekerasan dalam pacaran.

“Dan dalam ranah personal pelaku kekerasan seksual tertinggi adalah pacaran dengan 2.017 kasus,” ujar Indraswari, Ketua Subkomisi Pemantauan Komnas Perempuan kepada Kompas.com

Angka tersebut mungkin hanya sebagain dari kasus kekerasan yang terjadi lantaran cuma berdasar laporan dari Pengadilan Agama dan lembaga mitra pengadaan layanan di 34 provinsi. Masih banyak orang, termasuk remaja yang menyimpan rapat-rapat cerita soal kekerasan yang dialaminya selama pacaran.

Angka ini bakal terus meningkat kalau kita diam saja. Kalau kamu ngerasa sebagai korban, segera cari bantuan untuk bisa lepas dari pacarmu itu. Kalau posisi mu adalah teman dari pasangan tersebut, maka beranikan diri untuk ngajak temanmu yang jadi korban untuk curhat dan bantu dia mencari solusinya.

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest