HAI-Online.com - Yang pernah ngerasain de javu mana suaranya? Hehehe, anyway sebagian dari kita pasti pernah ngalami de javu. Bahkan hitungannya cukup sering. Perasaan aneh di mana kita pernah mengulangi peristiwa yang dulu pernah kita lalui. De javu sendiri dalam bahasa Prancis artinya, yang sudah terlihat.
Nggak jarang juga, kita jadi mikir keras, kapan ya kita pernah kita alami. Ngomongin déjà vu, penelitian baru yang dilakukan oleh psikolog asal Colorado, Amerika Serikat, bernama Anne Cleary bilang bahwa de vaju cuma perasaan saja. Nggak kurang dan nggak lebih. Literally cuma perasaan.
Dalam laporan yang diterbitkan di Psychological Science, Kamis (1/3), Cleary ngungkapin kalo orang yang ngalamin déjà vu nggak mungkin bisa menggambarkan sesuatu secara akurat dan rinci apa yang akan terjadi abis pengalaman déjà vu itu.
CEK JUGA NIH:Introvert atau Ektrovert Bisa Dilihat dari Kebiasan di Medsos, Ini Penjelasannya
Cleary juga membantah penelitian sebelumnya yang bilang kalo déjà vu berhubungan dengan kenangan. Ia justru bilang kalo keakraban terhadap sesuatu jadi pemicu utama terjadinya déjà vu.
Sebut saja seperti tata letak jalan, tata ruang, atau wajah sangat mungkin terlihat mirip dengan tata letak jalan, tata ruang, atau wajah di tempat yang berbeda. Hal itu muncul tanpa ingatan khusus yang bisa tiba-tiba muncul, lho, dalam pikiran kita.
"Kita tidak dapat mengingat kejadian sebelumnya secara sadar, tapi otak kita mengenali adanya kesamaan atau kemiripan. Hal ini adalah sesuatu yang meresahkan tapi kita juga tidak bisa mengetahui kapan atau mengapa itu terjadi," ujar Cleary dilansir dari Kompas.com.
Dia juga menepis kemungkinan kalo de javu sendiri bisa dipakai buat prediksi masa depan. Akhirnya ia bikin penelitian pada 298 responden. Ia dan timnya membangun sebuah lingkungan yang layout spasialnya sama namun barangnya berbeda dalam permainan The Sims.
Lewat tes sederhana ini, Cleary dan timnya nemuin kalo duplikasi memicu perasaan déjà vu pada tiap peserta. Selain itu, peserta juga diberi tugas untuk menonton video yang menunjukkan serangkaian adegan seorang perempuan mengucapkan sesuatu seperti tempat barang rongsokan atau akuarium.
Mereka kemudian diminta ngelakuin serangkaian tes video yang agak beda tapi setengahnya ditata persis sama seperti video penelitian. Saat mereka bingung, peserta mulai ditanya apa mengalami déjà vu dan apa bisa memprediksi kejadian berikutnya. Sekitar separuh dari peserta mengatakan mereka mengalami déjà vu. Dari sini Clearly dan timnya mengatakan bahwa déjà vu cuma soal perasaan.
Nah, mulai sekarang nggak usah percaya lagi ya, sama omongan orang kalo de vaju itu punya hubungan sama ilmu supranatural apalagi memanggil roh gaib. Hehehe, itu cuma perasaaan, kok.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mitos atau Fakta: Déjà Vu adalah Pengalaman yang Terjadi di Masa Lalu"