HAI-Online.com - Sejatinya membunuh manusia adalah tindakan yang dilarang. Dalam banyak ajaran agama yang dipercaya masyarakat, membunuh manusia juga tindakan dosa. Pembunuhan terhadap manusia juga bisa bikin orang berurusan dengan kasus hukum.
Tapi, di beberapa negara, ada istilah honor killing. Honor killing itu kondisi yang mana seorang cewek ‘harus dibunuh’ karena dianggap ngebawa aib buat keluarga atau mencemarkan kehormatan dan nama baik keluarga.
Honor killing ini sendiri sering ditemui di negara-negara Timur Tengah, Asia Selatan, tapi juga di Amerika, Inggris, Swedia, Jerman, Prancis, Itali, Turki dan Uganda.
UDAH LIAT BELUM? Lihat Penampakan Foto Ini, Takut, Kasihan atau Penasaran?
Bahkan menurut data dari PBB, seenggaknya setiap tahun ada sekitar 5000 cewek yang dibunuh atas nama honor killing. Di India sendiri, diperkirakan ada 1000 cewek yang menjadi korban honor killing setiap tahunnya. Sementara itu di Pakistan, jumlah korban diperkirakan mencapai 1100 orang. Duh, serem banget!
Dilansir dari Cewekbanget.id, ini dia 7 kisah tragis cewek yang jadi korban 'honor killing' keluarganya sendiri di tahun 2016.
1. Qandeel Baloch (Pakistan)
Berita pembunuhan model asal Pakistan ini emang menggemparkan dunia beberapa waktu yang lalu. Soal Qandeel Baloch ini dibunuh sama kakaknya sendiri. Alasannya, sih, gara-gara Qandeel mencoreng nama baik keluarga karena profesinya sebagai model dan foto-fotonya yang tergolong seksi.
Padahal, Qandeel juga mendapat perlakuan yang nggak adil. Ia dipaksa menikah waktu umurnya masih 16 tahun sama kayak cewek-cewek lain di Pakistan. Di sisi lain, Qandeel sangat ingin sekolah dan berbas berkreasi.
Qandeel sendiri jadi model buat ngebantu ekonomi keluarganya. Duh, kasihan banget, Qandeel harus meninggal di tangan saudara kandungnya sendiri.
2. Zarah Azam (Pakistan)
Masih dari Pakistan, kali ini giliran Zarah Aram yang jadi korban. Zarah, cewek berumur 14 tahun yang tengah hamil, dibunuh oleh keluarga suaminya dengan cara dibakar. Peristiwa ini terjadi di Juli 2016 lalu. Hal ini diungkapkan sendiri oleh ayahnya, Mohammad Azam.