HAI-online.com - Bagi kamu yang saat ini sedang mengerjakan skripsi, tentu berbagai masalah pasti terus bermunculan dong? Dari yang awalnya semangat banget untuk cepet menyelesaikan skripsi dan wisuda, malah berujung ‘mager (malas gerak)’ yang justru membuat skripsi kamu terhambat. Berikut HAI rangkum dalam 7 hal yang menyebabkan semangat kamu luntur dalam mengerjakan skripsi:
(BACA:Wajib Didengar! Ini Dia 5 Lagu Penyemangat Bikin Skripsi)
1. Dosen Pembimbing yang Nggak Kooperatif
Yap, hal ini bisa bikin semangat kamu mulai luntur dalam mengerjakan skripsi. Karena dosen pembimbing (dospem) yang nggak kooperatif atau ‘menyulitkan’ untuk kamu dalam mengerjakan skripsi, makanya kamu mulai merasa males untuk menyentuh skripsimu. Eits, tapi sebenarnya kita juga nggak bisa nyalahin dospem sih. Kenapa begitu? Karena kemauan atau niat dalam mengerjakan skripsi itu berasal dari diri sendiri lho guys!
2. Menunda-Nunda Pekerjaan dan Beranggapan “Ah, Besok Juga Bisa Dikerjakan”
Nah, ini nih yang sering banget terjadi pada mahasiswa tingkat akhir. Karena selalu beranggapan kalau mengerjakan skripsi bisa dilakukan esok hari. Akhirnya kamu pun males untuk mengerjakannya. Kamu selalu berpikir besok, besok dan besok untuk mengerjakannya. Alhasil, nggak selesai-selesai deh skripsinya. Kalau begini sih, kapan kamu wisudanya?
3. Mengajukan Judul ke Dosen Pembimbing dan Selalu di Tolak
Udah susah-susah mikirin judul yang sesuai buat skripsi eh dengan santainya dospem malah menyuruh untuk mengganti judul. Ketika udah diganti judulnya, lagi-lagi harus diganti. Duh, capek deh Buk/Pak! Kalau begini, kapan majunya nih skripsi saya, wahai dosen pembimbing?
4. Korban Revisi Dosen Pembimbing
Ketika kamu bimbingan, sang dospem selalu memberikan revisi ke kamu. Bagus sih dikoreksi sama dospem, tapi kalau terus-terusan di revisi? Kamu pasti bakalan stuck disitu-situ aja dan berujung males untuk melanjutkan skripsi ke bagian (bab) berikutnya.
5. Kurang Referensi
Karena menurut kamu bahan untuk penulisan skripsi masih belum lengkap alias kurang, kamu jadi beranggapan “Ah, bahannya aja kurang. Gimana mau ngerjainnya? Ntar aja deh ngerjainnya kalau udah lengkap bahannya.”