Follow Us

V-Mail, ‘E-Mail’ Yang Populer Di Era Perang Dunia II

Alvin Bahar - Sabtu, 25 November 2017 | 09:30
V-Mail
Alvin Bahar

V-Mail

HAI-ONLINE.COM - Dalam sebuah peperangan, pihak-pihak yang berseteru akan gunain berbagai teknologi yang ada buat ngebantu buat menangin pertempuran. Salah satu faktor yang paling krusial adalah media komunikasi. Nggak cuma ada telegram, di Perang Dunia II ternyata para militer Amerika udah gunain sarana komunikasi yang lumayan canggih. Kalo sekarang kita familiar dengan surat eletronik atau e-mail, di zaman Perang Dunia II ada yang disebut dengan Victory Mail atau v-mail. Belom pernah denger?

Pada zaman Perang Dunia II, berkirim surat adalah hal yang sangat sering dilakukan. Bisa berupa surat resmi, surat pribadi, atau surat yang ditujukan buat anggota keluarga yang sedang berperang. Nah, v-mail adalah cara yang dipake militer Amerika buat ngirim banyak surat tapi lebih praktis karena nggak butuhin banyak tempat. Bisa dibilang v-mail adalah e-mail yang ada di zaman perang dulu. Tapi gimana sih sebenernya cara kerjanya?

Pake Microfilm

Dikutip dari Mashable, v-mail dibuat dari kerjasama militer Amerika dengan vendor kamera Eastman Kodak yang pertama kali diluncurkan pada 15 Juni 1942. Cara kerjanya sendiri sebenernya cukup mudah. V-mail awalnya ditulis dalam kertas biasa. Surat ini kemudian difoto dengan menggunakan rol microfilm. Nah, microfilm inilah yang nantinya dikirim, bukan suratnya.

Kenapa bisa dibilang hemat tempat, karena faktanya satu rol microfilm bisa berisi sekitar 1.600-an surat. Sedangkan ukuran satu rol microfilm sendiri hanya sebesar bungkus rokok! Kalo udah gini, kargo surat yang bobotnya sekali angkut bisa sampe sembilan ton bisa berkuarang drastis jadi sembilan kilo aja. Atau surat yang tadinya dikirim dalam 37 kantong, bisa disederhanakan jadi satu kantong film! Praktis banget kan?

Nah, nantinya sang penerima microfilm ini tinggal mencetak rolnya layaknya foto-foto biasa. Jadinya, tulisan akan kembali ke ukuran semula tanpa ada kesulitan buat dibaca. Tapi, karena emang lagi situasi perang, setiap surat yang bakalan dijadiin microfilm juga harus disensor dulu. Buat nyari kemungkinan bahaya spionase atau mata-mata yang sedang marak ketika itu. Jenius kan? (Dimas)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest