Kalo lo lagi membaca tulisan ini sambil bersantai di tempat duduk atau sambil tiduran di kasur, coba deh ingat-ingat, kapan lo bangkit dari tempat duduk dan melakukan aktivitas fisik tertentu? Jika lo kesulitan mengingatnya, bisa jadi lo adalah salah satu dari ratusan juta penduduk dunia yang menjalani gaya hidup sedentari atau yang sering juga disebut malas gerak (mager).
Malas gerak adalah kebiasaan yang perlu diubah. Namun, bagi beberapa orang kebiasaan tersebut sudah menjadi bagian dari rutinitas harian sehingga mereka terlanjur merasa nyaman. Lo mungkin memang nggak akan merasakan langsung risiko dari gaya hidup sedentari. Dampak dari gaya hidup sedentari baru akan mulai terasa bertahun-tahun setelah lo terbiasa menjalani rutinitas tersebut.
Menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO, gaya hidup sedentari adalah salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. Selain itu, data yang dilaporkan oleh European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) pada tahun 2008 menunjukkan bahwa kematian akibat kebiasaan malas gerak jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan kematian karena obesitas.
NGGAK NYANGKA: Foto-Foto Pelaku yang Memberi Minuman Keras di Taman Safari. Ternyata Dia Seorang Model
Jika gaya hidup sedentari diikuti dengan pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol, lo pun berisiko mengalami lebih banyak masalah kesehatan.
Walau kadang nggak disadari, kebanyakan duduk seharian dan kurang bergerak berdampak secara langsung pada kesehatan. Berikut adalah berbagai risiko yang harus diperhatikan jika lo termasuk orang yang malas gerak.
1. Konsentrasi menurun
Ketika seseorang bekerja sambil duduk, tulang belakang akan jadi tegang karena terlalu lama membungkuk atau melengkung. Oleh karenanya, paru-paru nggak akan mendapatkan ruang untuk mengembang cukup besar.
Jika paru-paru terimpit, seluruh tubuh akan menerima kadar oksigen yang lebih sedikit, apalagi karena sirkulasi juga akan terganggu kalau tidak cukup bergerak. Kurangnya oksigen yang diterima otak bisa menyebabkan turunnya konsentrasi. Bekerja pun jadi lebih sulit dan tidak fokus.
2. Meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung
Sebuah studi yang dilakukan oleh Aerobics Research Center di Amerika Serikat menunjukkan bahwa aktivitas fisik mampu mengurangi risiko stroke pada pria hingga sebesar 60 persen.
Penelitian lain yang diterbitkan dalam Nurses’ Health Study membuktikan bahwa wanita yang cukup bergerak atau beraktivitas fisik memiliki peluang terhindar dari stroke dan serangan jantung sebesar 50%.