HAI-ONLINE.COM - Kalo pernah kepo dengan short bio teman-teman kita di Instagram, mungkin kamu bakal nemu kata "pluviophile." Kata tersebut adalah sebutan untuk para pengagum hujan. Ya bukan berarti suka main hujan-hujanan, mungkin suka suasananya, atau suka aroma saat atau sesudah hujan.
Ngomong-ngomong soal aroma hujan, aroma segar yang kita nikmati tersebut ternyata merupakan proses ilmiah yang nggak kalah menarik lho.
Pada 1964, ilmuwan di Australia mencoba mencari jawaban mengapa hujan mengeluarkan aroma khas. Mereka berpendapat aroma tersebut berasal dari campuran antara zat minyak nabati dari tanaman dengan senyawa kimia geosmin yang berasal dari tanah.
Senyawa geosmin adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh beberapa mikroba yang hidup di tanah, air tawar, dan air laut. Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika kemudian menguraikan bagaimana aroma tersebut terbentuk.
Dengan peralatan lebih memadai, berupa kamera dengan fasilitas merekam dengan kecepatan tinggi, peneliti memotret gelembung udara kecil saat rintik hujan bertemu dengan permukaan tanah. Saat menyentuh tanah, zat kimia yang memicu aroma hujan dilepaskan.
Cek deh: Perhatian! Neduh Sembarangan Waktu Hujan Bisa DitilangSetelah menyentuh tanah, gelembung itu naik ke udara, pecah, dan menghasilkan padatan atau tetesan cairan yang terakumulasi menjadi kabut dan asap, disebut aerosol.
Saat partikel dari gelembung hujan terlepas, bukan hanya melepas aroma segar, melainkan juga bisa melepaskan bakteri dan virus. Namun, peneliti masih melakukan penelitian lanjutan terkait hal tersebut.
Para peneliti juga mengamati bahwa saat hujan ringan atau sedang, udara lebih segar daripada saat hujan deras. Ini disebabkan oleh partikel hasil interaksi gelembung udara dan tanah pada hujan ringan partikelnya mudah terbawa angin.
"Hujan terjadi setiap hari, di belahan bumi lainnya. Dan, proses menarik, ini sebetulnya sering kita temui, tetapi justru terlewatkan," kata Cullen Buie, asisten profesor di Fakultas Teknik Mesin di MIT.
Artikel ini pertama kali tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Hujan Beraroma Segar? Sains Menguraikan Proses di Baliknya"