Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Suara Para Anak Muda Calon Menteri Di Masa Depan

Rizki Ramadan - Kamis, 12 Oktober 2017 | 02:15
Mereka Yang Bercita-cita menjadi menteri
Rizki Ramadan

Mereka Yang Bercita-cita menjadi menteri

Gimana ya,guys, rasanya jadi menteri dan jajarannya dalam sehari? Anak-anak muda ini mungkin nggak pernah mikir bisa melakukan roleplay itu saat ini. Dalam program "Sehari Jadi Menteri" yang diusung Plan International dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, para pemuda ini sedikit cerita tentang mimpi dan menteri idolanya.

1. Jennifer Editha - SMAN 1 Balikpapan

"Sebenernya aku pengennya ke hukum dan menteri juga, karena aku suka banget memecahkan masalah seperti ini dan bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat. Aku pengen banget jadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Karena menurut aku hukum di Indonesia itu masih sangat buruk dan masih perlu banyak banget perbaikan dan kalau misalkan kita sebagai generasi muda nggak ngerasa mau, bagaimana dengan negara kita?

Misal kita mau program ini dan itu, tapi kalau tidak diimbangi hukum nggak bakal bisa terlaksana. Kalau kita nggak ada perbaikan, hukum di Indonesia masih sama saja. Bagaimana kita bisa menjadi negara hukum dari sisi hukumnya sendiri.

Kalau jadi menteri aku pengen banget lebih memfokuskan program tim evalusi masyarakat. Masyarakat juga harus berkontribusi. Aku pengen banget mempertegas hukum dan mengumpulkan tokoh untuk berdiskusi mana hukum yang perlu dirancang.

Aku suka banget Menteri Susi Pudjiastuti karena bisa menjadi panutan, tegas, dan pemikirannya tajam. Itu dibuktikan dia berani bertindak tegas bom kapal asing. Itu memang bagus sebagai seseorang yang memerintah. Ia termasuk juga bijaksana dan jadi dirinya."

2. Mochammad Zidane Nur Adha - SMKN 1 Balikpapan

"Pengen banget jadi menteri. Karena menteri ini 'kan yang megang dan harus paham. Saya kalau nonton suka greget, gini loh tinggal bisa langsung ke daerah, kok lama betul geraknya. Saya juga nggak mau jadi penonton, tapi juga harus jadi pemain.

Sebenernya awalnya pengen jadi Menteri Lingkungan. Ternyata ada lagi yang lebih penting dan terjadi di lingkungan saya perkawinan usia anak. Jadi sekarang saya lebih condong ke Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tapi, orang suka mikir kenapa sih kok cowok mau? Kalau saya sendiri melihat menteri-menteri cewek semua tapi perubahannya biasa saja. Karena mungkin cewek-cewek mikirnya, "ya perempuan pasti belanya perempuan lah".

Kalau menterinya laki-laki nih pasti orang mikir, "ih itu cowok ajak membela kita loh, kita harus begini-begini." Otomatis secara tidak langsung kesadaran masyarakat memberdayakan sendirinya juga bisa.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x