Follow Us

Ini Dia Penyebab Banyak Orang Nggak Percaya Sains, Ehem, Yang Percaya Bumi Datar coba Baca Dulu Deh

Alvin Bahar - Rabu, 14 Juni 2017 | 02:45
Bulat atau datar?
Alvin Bahar

Bulat atau datar?

Dari soal global warning, amannya vaksin, evolusi, sampai bumi dibilang datar. Tahun 2017 gini anehnya banyak orang di dunia yang nggak bisa mempercayai sains, walaupun bukti-bukti yang ada sudah cukup banyak.

Alasannya macem-macem. Nggak mau didoktrin media lah, kepercayaan sendiri lah, punya teori yang lebih tepat lah. Padahal mah intinya semua sama: nggak percaya sains!

Hal ini pun bikin penasaran Matthew Hornsey, seorang profesor psikologi dari University of Queensland.

Melalui penelitiannya, Hornsey bersama timnya ingin mengetahui mengapa ada orang yang menerima dan menolak pesan sains mengenai perubahan iklim, vaksin, dan evolusi.

Mereka pun melihat bagaimana ideologi, norma budaya, dan proses kognitif mempengaruhi keputusan partisipan untuk mempercayai dan menolak pesan-pesan tersebut.

Ternyata, para peneliti nggak menemukan adanya kesamaan latar belakang geografis, ekonomi, atau budaya yang pasti di antara orang-orang yang skeptis terhadap sains.

“Kalo Anda memasukkan kelompok orang yang nggak percaya perubahan iklim ke dalam satu ruangan bersama dengan mereka yang anti vaksin, Anda nggak akan menemukan banyak persamaan di antara mereka,” kata Hornsey.

Bumi
Terus, walaupun sangat mudah untuk menggolongkan orang-orang yang nggak percaya sains sebagai orang-orang yang bodoh dan kurang informasi, penemuan Hornsey berkata lain.

“Faktanya, di antara pendukung partai Republican, skeptisisme terhadap perubahan iklim ditemukan lebih tinggi di antara mereka yang lebih teredukasi,” kata Hornsey kepada Seeker.

Hornsey menuturkan, edukasi justru memberi kamu kemampuan dan bahan untuk memilih-milih dan mengkurasi pandangan realita.

Dengan demikian, pandangan realita tersebut akan sejalan dengan opini dan ideologi kamu.

Oleh karena itu, apa pun yang kita katakan kepada mereka, walaupun dengan embel-embel fakta dan data, informasi yang nggak sejalan dengan opini dan ideologi mereka nggak akan bisa diterima.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest