Kalau kamera digital punya memory card untuk menyimpan file foto yang kita potret, maka kamera analog butuh rol film. Rol film itu sudah tertanam bahan-bahan kimia yang emang peka cahaya. Jadi, pemandangan yang kita potret akan terekam di rol atau yang biasa disebut juga sebagai klise itu.
Rol film negatif pertama kali dibikin oleh Kodak pada tahun 1934 demi memudahkan kita memotret. Nah, selama perkembangannya sampe sekarang, muncul banyak banget jenis film. Kalau awalnya ukurannya cuma 135mm, kemudian ada juga yang ukuran 120mm dan 110mm demi menjawab kebutuhan serta selera para fotografer. Kalau ibarat filter di Instagram, beda merk film, beda juga karakter warnanya.
Kebanyakan, rol film itu isinya 36 frames. Ya, kamu cuma bisa foto 36 kali plus satu-dua frame bonus. Jadi, ketika memotret dengan kamera analog, kita emang mempertimbangkannya baik-baik. Amunisinya terbatas, bro!
Oke, segitu saja introduksinya, sekarang mari kita kenala dengan jenis-jenis film yang bisa kamu pakai.
Film Black andWhite
Yap, ini adalah jenis film hitam putih alias monochrome. Kebanyakan film BW juga akan menghasilkan grain. Hasil fotomu jadi ada titik-titik gitu di segala penjuru. O ya, perlu diketahui, film ini langsung menghasilkan foto BW loh ya. Bukan foto warna yang kemudian bisa dibuat BW.
Untuk memproses film ini, kita butuh cairan yang biasa disebut sebagai developer. Di antara jenis film lain, proses pencucian film BW adalah yang paling bisa kita coba. Cairan kimianya serta perlengkapannyalebih mudah dicari.
Contoh Film dan kisaran harganya:
- Lucky 100: Rp 50.000
- Agfa APX: Rp 77.000
- Kodak TMax 100: Rp 95.000
- Ilford Delta: Rp 100.000
- Kodak TX 400: Rp 110.000
Film Color
Nah, untuk memproses film ini biasanya kita mesti ke lab. karena perlu pake mesin. Cairan yang digunakannya adalah cairan kimia jenis C41.
Contoh Film dan kisaran harganya:
- Kodak ColorPlus 200: Rp 50.000
- Agfa Vista 200: Rp 59.000
- Fujifilm Industrial 100: Rp 57.000
- Kodak Ektar 100: Rp 125.000
- Cinestill 50D: Rp 195.000