Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Heru Wahyono “Shaggy Dog”: Sebar Musikmu Seluas Mungkin!

Rizki Ramadan - Kamis, 23 Maret 2017 | 10:30
Heru

Heru

Pernah jadi pembicaraan juga, kadang musisi Jogja itu masih ada yang menutup diri, nggak mau dibilang “nggaya”. Tapi, sekarang dengan adanya media sosial, bisa lebih bisa pamer di situ. Ya dulu, Shaggy Dog juga jemput bola ke beberapa media atau orang buat ngenalin musiknya.

Ada anggapan bahwa pasar itu bisa diciptakan. Nah untuk urusan pasar. Peran komunitas musik sidestream gimana sih?

Ya, betul sih, itu. Seperti yang udah dialami Shaggy Dog ini. entah itu manggungnya, musiknya, albumnya. Itukan kita udah menciptakan pasar sendiri. Sekarang bagaimana kita bisa menciptakan pasar tersebut, kemudian kita bisa mempertahankannya. Karena pasar juga bisa digusur oleh developer. Atau kena angin rebut atau terbakar! Hahaha.

Banyak-banyaklah kamu untuk networking. Tidak perlu bikin satu perkumpulan dengan nama paguyuban apa gitu sih. Cuma ya harus sering mengenalkan musikmu. Baik di panggung atau pun di tongkrongan. Maka, nongkrong itu penting. Jangan takut, jangan malu bertanya, mengenalkan diri. Ada musisi siapa, datengin aja. Paling kalo nggak ditolak, dibilang sok akrab, atau diajak gabung ngomong-ngomong. Tapi paling nggak kamu udah nyoba, say hello ke musisi lain. Awalnya seperti itu. Kadang kan kita malu. Coba aja cuek. Ternyata dari perkenalan itu, kamu tuker-tukeran CD.

Manfaatkan sosmed untuk ngumpulin komunitas. Kalau musik kamu bagus, akan menjual dengan sendirinya kok. Ini terjadi di proyekku, Dub Youth. Nggak ada promo bisa dikenal. Kalau zaman dulu itu ada MySpace, terus di-downloadin aja. Nah, disitu aku percaya bahwa kekuatan sebuah lagu. Terbuktilah, aku sampai Berlin, gara-gara awalnya upload musik ke MySpace dulu. Nah, ini bisa jadi salah satu cara untuk ngebangun komunitas, untuk penyebaran musik. Jangan awal-awal udah jual di iTunes. Kasih gratis aja. Toh, kamu juga baru mulai, jangan langsung disuruh beli album. Emang kamu tuh siapa, tau-tau kok udah suruh beli.

Terus jangan segan bikin CD sample, untuk nyebarin secara gratis juga. NIkmatin aja prosesnya

Apa sih, yang kemudian menjadikan sidestream jadi sebuah pilihan kamu untuk bertahan untuk bermusik?

Dulu pernah sih kami gabung di EMI Indonesia (album Hot Dogz), kebetulan cuma satu album aja. Kami dulu banyak kok yang nawarin buat ikut major label. Kayak Sony, dan lain-lain. Tapi kita nggak mau, karena kita dekat dengan komunitas kita (Ska) waktu itu. Bahkan, komunitas punk, dan komunitas underground lainnya. Karena itulah kita nggak mau. Karena kita tahu Ska waktu itu lagi booming. Mereka cuma mau eksploitasi kita aja. Tapi ya, dengan kami menolak itu kita tetap mampu bertahan. Nggak di-setting independen juga, tapi natural. Ternyata enak independen ya. Lebih memuaskan! Kalau kamu ke major label kamu tahu resikonya apa dan dapetnya apa. Kalau kamu independen kamu tau resikonya apa dan dapetnya apa. Jadi, sebuah pilihan ini. Cuma mengutarakan antara keuntungan dan kerugian

Terakhir, pesan kamu buat musisi band indie muda di Jogja?

Tunjukkanlah karya mu. Jangan disimpan. Jangan disimpan untuk kamu dan teman-temanmu sendiri. Ekspresikanlah karya kamu. Mesikupun itu bebas. Banyak lho, band-band keren di sini tuh, belum lagi yang nggak kita tahu!

Reporter: Rasyid Sidiq

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

x