Kalau beliau masih hidup, sekarang ini, 6 Februari adalah ulang tahunnya yang ke 92. Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu orang penting di Indonesia. Bahkan, banyak, lho, yang semakin mantep dengan nasionalismenya sebagai bangsa Indonesia setelah baca novel Tetralogi Burunya, yaitu Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Novel ini bercerita tentang Minke, seorang pemuda terpelajar yang semangat betul menuangkan pemikiran-pemikirannya tentang nasionalisme, menjadi tulisan. Semakin dewasa semakin bergelora Minke melakukan pergerakan. Dari yang awalnya Cuma menulis untuk koran-koran, ia lalu membuat organisasi, dan bahkan bikin surat kabarnya sendiri yang kemudian menjadi surat kabar pertama pribumi. Tujuannya nggak lain demi menyatukan bangsanya, demi menampung suara-suara rakyat.
Perjuangan Minke tentu nggak mulus. Lika-liku hidup ia lakoninya semuda itu. Dari mulai tragedi di urusan cinta sampai konflik politik yang membuatnya diasingkan.
Proses penulisan buku ini juga nggak kalah inspiring, bro. Pramoedya mulai merangkai cerita selama ia dipenjara 14 tahun tanpa pengadilan di pulau Buru. Karena nggak bisa banyak menulis, ia menceritakan kisahnya ini ke teman-temannya di sana. Baru setelah keluar dari penjara, ia mulai menuliskan naskah dan jadilah novel-novel ini.
Sempat dilarang di masa orde baru, hingga kini Tetralogi Buru selalu mejeng di toko-toko buku. Terbitannya nggak pernah putus. Nggak heran sih, karena buku ini mesti dibaca sebanyak-banyaknya orang Indonesia. Terutama kita yang masih muda. Biar kita semangat, biar kita ngerasain geloranya Minke dalam membangkitkan kesadaran berbangsa. Apalagi, cerita Minke ini terinspirasi dari kisah nyata, lho, yaitu dari perjalanan hidup Tirto Adhi Soerjo yang kerap dijuluki Sang Pemula.
Untuk temen-temen yang belum baca novelnya, coba simak dulu deh nih quote-quote yang tersebar di sana. Semoga menginspirasi.
“Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan”
― Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer“Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati.”
― Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer“Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri.”
― Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer“Cinta itu indah, Minke, juga kebinasaan yang mungkin membututinya. Orang harus berani menghadapi akibatnya.”
― Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
― Anak Semua Bangsa, Pramoedya Ananta Toer6.