Follow Us

Cowok Ini Koleksi Kaos Sepak Bola Buluk dan Kecut, Ternyata Nilainya Puluhan Juta Rupiah!

Alvin Bahar - Kamis, 27 Oktober 2016 | 04:30
Ilustrasi
Alvin Bahar

Ilustrasi

Kalo kamu disuruh bertukar kaos kecut penuh keringat sebagai hadiah, lazimnya akan menjadi hal an. Namun, dalam dunia sepak bola, pertukaran kaos dengan lawan merupakan salah satu bentuk penghormatan lho. Malahan kaos yang dipakai pemain dalam laga penentu atau luar biasa seru, atau sepatu buluk mereka, adalah barang koleksi sangat berharga.

Padahal, nggak jarang juga kaos penuh keringat yang dipertukarkan di lapangan pada akhirnya hanya teronggok di kantong plastik atau terlupakan di garasi. Padahal, kalo dijual nilainya mahal lho.

Pesepakbola bertukar jersey (Foto: Reuters)
So, wajar aja kalo ada banyak kolektor di dunia yang bersedia membayar mahal kaos-kaos "buluk" yang dipakai dalam pertandingan bersejarah. "Kaos atau sepatu yang dipakai pemain ketika memenangi pertandingan penting, misalnya (milik) Luis Suarez saat mengalahkan Inggris, atau (milik) Tim Cahill saat melawan Belanda, akan sangat dicari," kata kolektor Irlandia, Barry Rojack, seperti dikutip Kompas.com dari Reuters.

Rojack mengaku sudah memiliki beberapa pernak-pernik klasik Piala Dunia. Banyak di antara koleksinya masih berupa barang kotor bahkan bernoda rumput lapangan pertandingan. Di antara pernak-pernik koleksi Rojack adalah kaos Ray Houghton yang dipakai saat dia mencetak gol untuk mengantarkan tim Irlandia mengandaskan Italia 1-0 dalam di Piala Dunia 1994.

Selain kaos Houghton, Rojack juga punya kaos milik Damien Duff yang dipakai pada pertandingan babak 16 besar Piala dunia 2002, saat Irlandia kalah dari Spanyol lewat adu penalti. Duff bertukar kaos dengan Luis Enrique yang kini menjadi manajer Barcelona. Enrique kemudian memberikan kaos itu pada Rojack.

Menurut Rojack, nilai pakaian yang didapat dari Piala Dunia nggak dapat dipastikan. Dia mencontohkan kaos Suarez saat Piala Dunia 2014 memang tinggi. Namun, ujar dia, nilainya bisa bertambah naik atau bahkan anjlok, tergantung pada penampilan Suarez berikutnya maupun hasil turnamen secara keseluruhan.

Anyway, ngedapetin kaos-kaos berbau kecut tersebut bukanlah hal mudah, sekalipun bagi kolektor berpengalaman. "Secara kasar, kaos Piala Dunia membuat Anda membayar barang seharga 400 euro (setara Rp 6 juta) dengan 1.000 atau 2.000 euro (sekitar Rp 16 juta atau Rp 32 juta). Itu kalau Anda mendapatkan satu dan sudah puas dengan itu," kata Rojack.

Koleksi pribadi Barry Rojack
Untuk kolektor, papar Rojack, tantangan terbesar adalah memastikan barang yang mereka dapat adalah asli. "Itu nggak mudah. Cara terbaik adalah langsung (mendapatkannya) dari pemain, keluarga mereka, atau melalui administrator dari asosiasi sepakbola yang relevan," kata dia.

Lelang online, lanjut Rojack, sering menjadi sumber barang koleksi yang baik. Namun, kata dia, ada banyak barang palsu bertebaran pula di jejaring penjualan online. "Umumnya, pakaian pemain berbeda secara signifikan dengan yang bisa Anda beli di toko," ujar dia memberikan clue.

Rojack menyebutkan ciri-ciri jersey asli itu mulai dari ukuran tulisan sponsor dan nama pemain, atau ketebalan cetakan nomor pemain, hingga bahan yang digunakan, produsen pembuat kaos tersebut, dan kualitas bordir pada logo tim. Barang palsu yang umum beredar adalah replika yang dikemas seolah kostum pertandingan.

Untuk mendapatkan barang asli untuk koleksinya, Rojack mengaku mencermati setiap foto dan video pertandingan. "Pikirkanlah tentang sebuah lukisan klasik zaman Renaissance, tak hanya soal apakah mungkin memalsukannya, tetapi juga ada begitu banyak barang asli yang sebaliknya dikira barang palsu," ujar dia memberikan analogi.

Kolektor Irlandia ini bergabung dengan jaringan informal sesama penggemar di seluruh dunia yang saling membeli menjual, dan bertukar jersey bersejarah. Ribuan koleksi kostum apek dan mahal sudah dimiliki Rojack. Namun, dia mengaku nggak berencana menghentikan perburuannya maupun menjual benda-benda koleksinya itu. Dia bahkan masih menginginkan beberapa barang dari Piala Dunia 2014 di Brasil untuk tambahan koleksi.

Tertarik koleksi juga?

Editor : Alvin Bahar

PROMOTED CONTENT

Latest