Pertandingan cabang olah raga polo air PON XIX/2016 dinodai dengan kericuhan baik antarpemain di kolam mau pun di tribun penonton.
Kerusuhan terjadi di dalam perlombaan cabang polo air di Jalak Harupat, Bandung, pada Senin (19/9) malam. Suporter memanas saat pertandingan antara atlet Jawa Barat dan Sumatera Selatan dihentikan.
Akibat dari kerusuhan ini, atlet polo air DKI Jakarta yang tengah menyaksikan pertandingan terkena imbasnya. Bahkan, atlet DKI putra dan oknum penonton berseragam terlibat adu pukul.
Pelatih Kepala polo air, Calvin Legawa, mengutarakan awal mula terjadinya kerusuhan yaitu pada saat semifinal Jawa Barat dan Sumatera Selatan.
Baca Juga: Ricuh di Kukar Rockin Fest 2014, Testament Minta Maaf
"Jadi suporternya itu memanas karena ada hal itu akhirnya panitia menghentikan perlombaan. Bukannya semakin tenang, penonton yang di atas sebagian berseragam melemparkan botol aqua ke arah bawah," kata Calvin."Anak-anak kami (atlet DKI) yang posisinya berada di bawah mereka, sempat melarang untuk melempar botol. Tapi bukan berhenti, oknum itu justru melempar botol ke arah kami. Akhirnya ribut mulut antara atlet DKI dengan mereka. yang nggak terduga malah kita yang disambitin. Anak polo air DKI yang disambitin," Calvin menjelaskan kronologisnya.
Calvin sendiri mengaku belum bisa memastikan berapa jumlah atlet DKI yang menjadi korban pemukulan dan penimpukan botol tersebut. Saat ini kontingen DKI polo air tengah bertolak ke hotel. "Ya, inilah yang ingin kami lihat seperti apa, apakah ada korban luka dan lainnya," ujar dia.
Baca Juga: Ini Kronologi Kerusuhan yang Terjadi di Kampus Trisakti Akibat Konflik Internal
Kepala Bidang Pertandingan PB PON, Yudha Saputra, mengakui belum dapat laporan soal kericuhan tersebut. Namun begitu, pihaknya telah menyiapkan 13 ribu pihak keamanan di venue-venue yang berpotensi bakal ricuh."Saya belum dapat laporan dari cabor polo air. Tapi kami sudah mengerahkan 13 ribu keamanan untuk venue-venue yang sedianya bakal timbul kericuhan dan yang potensinya besar kami perbanyak supaya nggak terjadi seperti tadi. Kemudian yang kedua, ada upaya juga setiap yang masuk ke venue menyiapkan tiket supaya yang masuk terbatas dan nggak membludak yang akhirnya memicu chaos seperti tadi," kata Yudha.
Lihat videonya di halaman berikutnya!