Setiap mahasiswa pasti ingin mendapatkan nilai yang bagus dan lulus dengan IPK yang tinggi. Makanya, sebagian mahasiswa ada yang mati-matian berusaha mendapatkan nilai yang oke di setiap mata kuliahnya agar dapat lulus tepat waktu dengan hasil yang memuaskan.
Sayangnya, setiap keinginan nggak selalu sejalan dengan kenyataan. Khususnya untuk nilai, nggak sedikit mahasiswa yang berekspektasi mendapatkan nilai bagus di seluruh mata kuliah, tapi hasil yang didapatkan sangat berbanding terbalik.
Kalau sudah begini, mengulang mata kuliah yang sama di tahun depan menjadi kewajiban yang harus ditempuh. Hal ini pun bukan sepenuhnya baik, karena mereka akan berada di satu kelas bersama junior yang semestinya mengambil mata kuliah tersebut.
Alhasil, suasana kaku dan garing pun sering terjadi saat mengulang mata kuliah, apalagi bagi mahasiswa yang nggak mudah berbaur, berada sekelas dengan junior menjadi hal yang terbilang nggak asik. Wah, nggak enak banget, deh, rasanya.
Tapi, nggak perlu pusing. Sebagian besar kampus menyediakan waktu khusus bagi mahasiswa yang ingin mengulang kembali mata kuliah mereka yang nilainya kurang maksimal, semester pendek namanya. Yap, sesuai dengan namanya, semester pendek berlangsung jauh lebih singkat dibanding semester normal yang berjalan kurang lebih enam bulan. Di semester pendek, waktu yang ditempuh untuk mengulang mata kuliah biasanya hanya dua bulan, karena waktu yang diambil ada waktu liburan semester genap ke ganjil.
Tentu aja, semester pendek ini juga memiliki suka dukanya tersendiri. Seperti apa yang digambarkan oleh Niken Virginy dan Andika Setya. Dua mahasiswa ini udah pernah merasakan yang namanya mengulang mata kuliah melalui semester pendek. Apa aja sih curhatan mereka berdua perihal semester pendek ini? Nih, simak aja lebih lanjut, guys!
Nggak pake lama
Salah satu yang membuat mahasiswa lebih memilih mengulang mata kuliah di semester pendek adalah waktu pendidikannya yang singkat, yakni cuma dua bulan aja. Kalau dibandingkan dengan mengulang mata kuliah di semester normal, apa yang semester pendek tawarkan tentunya lebih menggiurkan.
”Iya, gue sih lebih memilih mengulang di semester pendek karena nggak pake lama, cuma dua bulan aja. Kalau di semester biasa, kita harus ketemu lagi sama yang namanya absen, tugas, dan tetek bengeknya. Sedangkan di semester pendek, yang penting apa yang ditugaskan dosen terpenuhi,” ungkap Niken. Cewek yang berkuliah di Akademi Sekretaris dan Manajemen Don Bosco ini juga mengungkapkan bahwa ia lebih mudah memahami mata kuliah yang dipelajar di semester pendek.
”Soalnya, semester pendek itu orangnya sedikit, jadi bisa lebih mudah konsentrasi dalam belajar dan mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah. Kalo di semester biasa kan udah pasti kelasnya banyak orang. Bukannya belajar, malah ngobrol hehe,” tambahnya.
Senada dengan dengan Niken, Andika pun mengungkapkan hal-hal positif yang ia dapatkan di semester pendek. ”Kalo ngulang di semester normal, kita butuh waktu 12 pertemuan which is butuh 12 minggu untuk menuntaskan mata kuliah tersebut. Nah, di semester pendek mah nggak selama itu, enak banget jadinya,” papar mahasiswa jurusan Sastra Perancis Universitas Padjadjaran ini.
Satu lagi yang membuatnya memlilih mengulang nilai di semester pendek adalah dosen yang mengajar mata kuliahnya jauh lebih asik dari semester normal. ”Di semester pendek, dosennya itu asik, nggak se-killer kayak di semester normal. Makanya bisa lebih mudah untuk dapat nilai bagus,” bocor Andika.
Nggak nikmatin liburan
Semester pendek itu diadakan saat liburan semester genap ke ganjil yang normalnya itu dua hingga tiga bulan. Jadi, siapa aja yang menngambil semester pendek, udah pasti harus merelakan masa liburannya untuk mengulang nilai.
Duka inilah yang juga dirasakan oleh Niken dan Andika. Keduanya harus menelan ludah ketika melihat teman-temannya liburan ke berbagai daerah dan memposting keseruan mereka di berbagai akun medsos.
”Iya, kadang sih suka iri juga ngeliat temen-temen pada seru liburan, sedangkan gue harus mengulang mata kuliah di semester pendek. Cuma bisa memelas aja sih jadinya hehe,” aku Niken.
Sedikit berbeda dengan Niken, Andika yang notabene mahasiswa rantauan dari Jakarta ini merasa lebih sedih ketika waktu berkumpul bersama keluarganya harus pupus karena ia harus memperbaiki nilainya di semester pendek.
”Udah waktu gue abis selama satu semester disini, pulang ke rumah juga bisa keitung jari kali. Ditambah dengan semester pendek, alhasil qualitytime bersama keluarga semakin terkikis. Jadi, yaudah pasarh aja, namanya juga demi nilai yang bagus, toh keluarga juga nanti yang senang,” curhatnya.
Well, apapun pasti memiliki sisi baik dan buruk, nggak terkecuali semester pendek. Mungkin merelakan waktu liburan menjadi hal yang pahit, tapi kembali ke yang ucapan Andika, kalau nilai yang didapatkan dari semester pendek bagus, keluarga juga pasti senang. Jadi, nikmati aja semester pendeknya, karena yakin banget, deh, bakal ada cerita seru di setiap kegiatan!