Di balik keberhasilan tim SA Films dan PT Render Digital Indonesia dalam melakukan restorasi Tiga Dara dalam format 4K, nyatanya, banyak banget kisah menyebalkan nan menguras emosi, lho. Yap! Ternyata, ada beberapa kisah menyebalkan yang diungkap oleh Alex Sihar, salah satu anggota tim SA Films yang berjibaku dalam proses restorasi Tiga Dara. Pokoknya sob, bikin kita geregetan parah, lah!
Dalam diskusi yang dilakukan usai gelaran nonton bareng Tiga Dara bersama HAI dan SA Films pada Sabtu (13/8) lalu di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Alex Sihar memaparkan beberapa cerita yang bikin dia pribadi sedih plus kesel dan geregetan. Mulai dari soal rencana restorasi original soundtrack Tiga Dara gubahan komposer kenamaan Indonesia, Saiful Bahri, sampai dengan proses pencarian dana untuk restorasi Tiga Dara itu sendiri.
Alex cerita, di tengah-tengah proses restorasi Tiga Dara, seorang kawan bernama David Tarigan yang juga merupakan figur penting bagi dunia musik Indonesia, bilang kalo film Tiga Dara waktu itu juga diiringi dengan rilisan original soundtrack-nya. Kemudian, ide untuk merestorasi original soundtrack itu pun akhirnya tercetus. Sayangnya…,“Oke, kita cari pita master rekamannya untuk kita restorasi juga, kita cari ke mana-mana, 4 bulan dicariin ke semua pojokan arsip yang kami tau gitu, di Solo, di RRI, di manapun kita cari yang kemungkinan ada, tapi nggak ketemu. Keluarga nggak tau apa-apa, nggak ada yang tau datanya di mana diletakkan. Itu, sih, saya pribadi sedih sekali,” curhat Alex.
Baca juga: Begini Kisah Panjang Restorasi 4K Film Tiga Dara
Alex menambahkan pandangannya akan betapa pentingnya film Tiga Dara berikut soundtrack-nya tadi buat sejarah Indonesia. Pasalnya, film itu dibuat pada tahun 1956 alias 6 tahun setelah Indonesia masih berjuang untuk berperang meski sebetulnya telah merdeka. “Tahun 1956 bikin film kayak gini, terus kebayang dong pentingnya itu film, sampe soundtrack-nya dibikin juga, tahun itu. Kalo tahun sekarang, kan, bikin soundtrack film ya wajar. Berarti bisa dilihat, kan, barangnya (soundtracknya, RED) penting banget, sampe dibela-belain dibikin, terus ilang. Yang ilang itu sejarah kita, lho. Itu sedih banget rasanya,” lanjut Alex secara gamblang meluapkan emosinya.
Baca juga: 4 Alasan Kita Harus Nonton Tiga Dara Hasil Restorasi 4K
Alex pun menyayangkan hilangnya master rekaman tersebut. Ibaratnya, master rekaman itu udah kayak sejarah pop dari bangsa Indonesia sendiri. Bayangin aja, gimana kalo ada bagian sejarah yang ilang? Bikin geregetan banget, kan? Seolah-olah, kita nggak pernah ngerawat dengan baik apa yang kita punya. “Jangan sampai kayak gitu ya,” gurau Alex sambil melempar pesan ke seluruh peserta nobar Tiga Dara waktu itu.
Selain perkara soundtrack, Alex juga menyayangkan komentar orang-orang waktu doi dan tim lagi nyari uang alias fund raising buat restorasi Tiga Dara. Ya, FYI aja, sob, biayanya emang em-eman alias milyaran! “Ada yang komentar, ‘wah kalo duit segitu (kurang lebih 3 milyar, RED), mendingan bikin film baru’. Iya, bikin gedung baru, sih, penting. Tapi benerin Borobudur lebih penting bukan, sih? Ngeselin nggak, sih (yang komentar begitu)? Bikin gedung baru emang penting, tapi kalo Borobudur rusak emang lo biarin?” ungkap Alex masih dengan emosinya yang teraduk. See, bikin geregetan nggak, sih, sob?