Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pernah Dikorup Temen Sendiri di Sekolah? Ini 3 Jurus Menghindarinya

Rizki Ramadan - Selasa, 15 Maret 2016 | 10:38
Liburan Produktif - rapat sekolah
Rizki Ramadan

Liburan Produktif - rapat sekolah

“Pokoknya, siswa itu harus bisa menjaga integritasnya. Harus bisa melakukan kebaikan tanpa perlu diawasi,” ujar Pak Sujanarko, Direksi divisi Pendidikan dan Layanan Masyarakat Komisi Pemberatasan Korupsi, kepada HAI.

Yap, setuju. Tapi, sambil kita menjaga serta meningkatkan integritas diri, kita juga kudu waspada sama aksi teman yang belum peduli soal integritas dirinya demi mengejar keuntungan pribadi. Untuk itu, tiga jurus ini perlu banget banget dilakukan untuk mencegah aksinya.

1. Semua Pengeluaran Harus Ada Bukti!

Sekecil apapun itu pengeluarannya, harus ada buktinya. Bisa berupa nota, bon, atau kuitansi. Pastikan juga bukti pembayaran itu resmi. Bukan yang nota gundul tanpa cap atau kop surat.

“Setiap pengeluaran harus ada bukti, harus bisa dijelaskan dari mana asal dan besarannya,” kata pak Sujanarko dari KPK.

2. Anggaran Online Biar Terbuka

Pak Sujanarko juga mengingatkan betapa pentingnya keterbukaan di tiap anggaran organisasi sekolah. Menurutnya, partisipasi tiap anggota terhadap anggaran itu juga penting.

“Karena itu baiknya seluruh anggaran bisa diakses secara online. Bisa memanfaatkan portal sekolah, atau aplikasi yang bisa dibuka di ponsel,” kata beliau.

Cara yang dilakukan oleh Mufida dan teman-temannya di SMAN 1 Bandung juga bisa dicontoh, nih. saat mereka ragu tentang tingginya biaya buku tahunan, forum pun digelar.

“Waktu itu sempet ada protes harga buku tahunan, terus akhirnya langsung diadain presentasi ngundang perwakilan kelas, dan akhirnya sih pada yakin,” cerita cewek berambut unik ini waktu ditanya tentang tindak lanjut hal tersebut.

3. Skeptis dan Berani Menindak

Ardi, dari @Infopensi cerita kalau kebanyakan panitia pensi sekarang itu gampang percaya sama harga yang diberikan vendor atau teman mereka yang punya kenalan.

Karena itulah kita kudu skeptis alias nggak gampang percaya sama angka yang ditawarin. Pertama, cari tau harga pasarannya berapa. Kedua, tanya ke vendor dari mana asal-usul harganya. Ketiga, cari perbandingan ke tempat lain.

“Sumber informasi harus jelas,konsultasi sama orang yang ahli, dan voting semua pihak,” usul Alifa Zahra, siswi SMAN 8 Bandung, waktu ditanya tips dan trik biar terhindar dari kecolongan semacam itu.

Udah gitu, kalau kamu tahu ada sesuatu yang nggak beres, jangan ragu untuk menindak pelaku. Minimal mempertanyakannya, lah.

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x